Gejala ini biasanya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri dan dapat berlangsung 3 hingga 7 hari.
Untungnya, risiko telur terkontaminasi bakteri Salmonella saat ini mungkin sudah rendah.
Beberapa perbaikan mungkin telah dilakukan dalam pemrosesan telur yang dapat menyebabkan lebih sedikit kasus infeksi Salmonella.
Perubahan ini termasuk pasteurisasi. Proses ini menggunakan perlakuan panas untuk mengurangi jumlah bakteri dan mikroorganisme lain dalam makanan.
Meski demikian, untuk meminimalkan risiko infeksi Salmonella, menyantap telur matang sempurna mungkin adalah pilihan yang lebih baik daripada makan telur setengah matang.
Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus
2. Infeksi bakteri lebih berbahaya untuk kelompok orang tertentu
Infeksi Salmonella lebih menjadi perhatian pada populasi tertentu.
Pada beberapa orang, hal itu bisa berakibat serius atau bahkan fatal.
Ini termasuk:
Kelompok usia dini lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan yang belum matang.
Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.
Baca juga: 9 Jenis Vitamin dan Mineral yang Disarankan untuk Ibu Hamil
Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih mungkin meninggal karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.
Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan.
Sistem kekebalan lebih lemah dan lebih rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis.
Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.