KOMPAS.com – Siapa saja, termasuk orang dalam kondisi prima bisa mengalami nyeri dada saat olahraga.
Ada banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab nyeri dasa saat olahraga, dari masalah ringan hingga berat yang berpotensi mengancam jiwa.
Penyebab nyeri dada saat olahraga ini penting diketahui secara pasti untuk mendukung proses pengobatan dan kesembuhan.
Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan nyeri dada saat olahraga yang bisa saja terjadi:
Infark miokard adalah istilah medis untuk serangan jantung.
Serangan jantung terjadi ketika arteri koroner tersumbat.
Penyumbatan tersebut menyebabkan jantung kehilangan oksigen.
Jika seseorang dengan serangan jantung tidak menerima pengobatan, otot jantung bisa mati.
Serangan jantung dapat menyebabkan rasa sakit di rahang, punggung, dada, dan bagian tubuh bagian atas lainnya.
Rasa sakit mungkin hilang dan kembali atau mungkin berlangsung lebih lama dari beberapa menit.
Gejala serangan jantung lainnya bisa meliputi:
Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Gejala serangan jantung bisa bermacam-macam.
Baik pria maupun wanita cenderung melaporkan nyeri dada, tetapi wanita lebih mungkin mengalami:
Jika mengalami gejala serangan jantung, seseorang harus segera mencari perhatian medis.
Menurut American Heart Association, faktor risiko paling umum untuk serangan jantung meliputi:
Baca juga: Cara Hitung Denyut Nadi Saat Olahraga untuk Cegah Serangan Jantunga
2. Angina
Angina pectoris adalah rasa sakit yang berasal dari jantung.
Penyebab utama angina adalah kurangnya aliran darah ke daerah tersebut. Ketika ini terjadi, seseorang mungkin akan merasakan rasa sesak, nyeri, atau tekanan di dada mereka.
Beberapa gejala tambahan angina meliputi:
Olahraga dan stres dapat menyebabkan angina, dan orang sering salah mengira rasa sakit ini sebagai serangan jantung.
Seseorang harus mencari perhatian medis segera jika mereka mengalami gejala serangan jantung.
Menurut American College of Cardiology, wanita tiga kali lebih mungkin mengalami ketidaknyamanan tenggorokan dan rahang kaku atau nyeri karena angina dibandingkan pria.
Wanita juga mungkin mengalami rasa sakit yang lebih tajam, sementara pria lebih mungkin mengalami perasaan tertekan yang terkait dengan angina.
Baca juga: Apakah Angina Berbahaya?
3. Kardiomiopati hipertrofik
Menurut American Heart Association, kardiomiopati hipertrofik adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi hampir semua orang.
Kardiomiopati hipertrofik terjadi ketika sel-sel otot jantung membesar, menyebabkan dinding ventrikel menebal.
Kardiomiopati hipertrofik juga dapat terjadi jika dinding pemisah sisi kiri dan kanan jantung tumbuh dan memberi tekanan pada ventrikel.
Dalam kedua kasus, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, dan seseorang mungkin mengalami:
Pada beberapa orang, kardiomiopati hipertrofik tidak menunjukkan gejala. Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami serangan jantung mendadak selama aktivitas fisik.
Baca juga: 13 Penyebab Keringat Dingin, Termasuk Gejala Serangan Jantung?
4. Asma
Asma adalah penyakit yang memengaruhi saluran udara di paru-paru.
Orang dengan asma memiliki saluran udara yang meradang dab mengencang sebagai respons terhadap pemicu, termasuk olahraga.
Istilah medis untuk ini adalah bronkokonstriksi yang diinduksi oleh olahraga.
Seseorang dengan riwayat keluarga asma lebih mungkin untuk mengembangkan atau mengalaminya.
Orang dengan asma mungkin bakal mengalami:
Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui
5. Ketegangan dan cedera otot
Menurut sebuah penelitian berjudul “Evaluation and Treatment of Musculoskeletal Chest Pain” yang diterbitkan pada 2013, hampir setengah dari semua kasus ketegangan otot yang dilaporkan di dada melibatkan otot-otot interkostal. Otot ini bertugas membantu seseorang bernapas dan menstabilkan dada.
Gejala umum ketegangan otot di dada meliputi:
Penyebab paling umum dari ketegangan otot adalah penggunaan yang berlebihan. Akibatnya, orang yang rutin melatih otot dada lebih mungkin mengalami ketegangan atau robekan.
Risiko ketegangan otot dada bervariasi menurut kelompok usia:
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Ketika Hamil dan Cara Mengatasinya
6. Heartburn
Olahraga apa pun yang memberi tekanan pada lambung, terrmasuk angkat berat, crunch, beberapa pose yoga, atau latihan berdampak tinggi dapat memicu refluks gastroesofagus.
Refluks asam lambung adalah kondisi ketika isi lambung, terutama asam lambung bocor kembali ke kerongkongan.
Ketika mengalami refluks asam lambung, seseorang mungkin akan merasa penuh atau sakit tepat di bawah tulang rusuk atau rasa sakit yang membakar yang menjalar dari dada ke mulut atau leher.
Seseorang dengan asam lambung naik juga mungkin akan memiliki rasa asam di mulutnya.
Kebanyakan orang dengan refluks asam lambung atau penyakit GERD tahu apa yang memicunya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah reflusk asam lambung adalah hindari makan tepat sebelum berolahraga.
Bicaralah dengan dokter tentang modifikasi gaya hidup lain atau obat-obatan yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan gejala asam lambung lainnya.
Baca juga: 9 Penyebab Heartburn di Malam Hari yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.