Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome), Gejala Covid-19 Berat

Kompas.com - 08/07/2021, 16:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu imbas dari infeksi virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19 dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS).

Sindrom gangguan pernafasan akut atau dikenal dengan ARDS gejala Covid-19 berat jamak berkembang dari radang paru (pneumonia) yang terus memburuk.

Apabila tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat, kondisi ini dapat berdampak fatal.

Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu ARDS, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.

Baca juga: Kenali Apa Itu Saturasi Oksigen, Cara Cek, dan Kadar Normalnya

Apa itu ARDS pada gejala Covid-19 berat?

Melansir Mayo Clinic, ARDS adalah gangguan pernapasan akut yang terjadi ketika cairan menumpuk di kantung-kantung udara (alveoli) di paru-paru.

Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak terisi udara dalam jumlah cukup.

Imbasnya, oksigen yang mengalir dalam aliran darah minim dan organ tubuh tidak dapat berfungsi normal karena kekurangan oksigen.

Lantas, bagaimana penderita Covid-19 bisa terkena ARDS. Dilansir dari Yale Medicine, virus corona yang masuk ke tubuh pengidap Covid-19 kerap menempel di saluran pernapasan bagian atas.

Setelah infeksi tersebut, penderita akan mengalami peradangan sebagai respons kekebalan alami tubuhnya. Gejalanya bisa berupa batuk, sakit tenggorokan, dan demam.

Baca juga: Apa itu Proning? Diklaim Bantu Meningkatkan Saturasi Oksigen Covid-19

Di beberapa kasus, virus corona akan keluar dari saluran pernapasan bagian atas, bergerak di paru-paru, dan menyerang alveoli, dan memicu ARDS.

Lambat laun, alveoli yang terinfeksi virus akan kolaps seiring menurunnya fungsi paru dan kekurangan oksigen dalam darah. Di waktu yang bersamaan, cedera ini menyebabkan peradangan akut.

Kombinasi antara peradangan akut ditambah kadar oksigen rendah ini bisa berdampak fatal karena memicu kegagalan organ.

ARDS pada pengidap Covid-19 berat biasanya muncul selang delapan hari setelah gejala awal.

Beberapa faktor risiko bisa meningkatkan peluang penderita Covid-19 terkena ARDS. Di antaranya usia sepuh, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Saturasi Oksigen Penderita Covid-19 dengan Proning

Gejala ARDS

Tanda atau gejala ARDS bisa beragam, tergantung penyebab mendasar dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala ARDS yang jamak dialami yakni:

  • Sesak napas parah
  • Sangat susah bernapas dengan normal
  • Kadar oksigen rendah
  • Tekanan darah menurun
  • Kebingungan
  • Kelelahan akut
  • Pusing akut
  • Keringat berlebih
  • Detak jantung cepat
  • Ujung jari, bibir dan sebagian kulit kebiruan

ARDS yang terlambat ditangani bisa berdampak fatal. Orang yang mengalami gejala ARDS mendesak diberikan pertolongan medis di rumah sakit.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kekurangan Oksigen dalam Darah

Penyebab ARDS, tak hanya Covid-19

ARDS dapat terjadi ketika cairan bocor dari pembuluh darah terkecil di paru-paru menuju ke kantung udara paru-paru. Penyebab ARDS bisa beragam, antara lain:

  • Sepsis atau infeksi aliran darah yang serius dan meluas
  • Menghirup zat berbahaya dalam konsentrasi tinggi
  • Pneumonia berat
  • Cedera parah pada kepala atau dada, misalkan karena kecelakaan
  • Radang pankreas
  • Transfusi darah yang masif
  • Komplikasi luka bakar
  • Overdosis obat
  • Infeksi virus corona atau Covid-19

Dokter biasanya akan mendiagnosis ARDS dengan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan merekomendasikan sejumlah tes diagnostik.

Baca juga: 13 Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Pantang Disepelekan

Cara mengatasi ARDS

Perawatan untuk mengatasi ARDS fokus utamanya untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah serta mengobati akar penyebab penyakit, seperti:

  • Terapi oksigen dengan alat bantu pernapasan seperti ventilator
  • Pemberian obat untuk mengatasi gejala ARDS
  • Terapi dengan teknik proning

Apabila cara mengatasi ARDS tersebut tidak signifikan meningkatkan kadar oksigen, dokter biasanya merekomendasikan penggunaan alat bantu penunjang fungsi paru sampai jantung.

Baca juga: Berapa Kadar Oksigen dalam Darah yang Normal?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau