Arteri yang telah menyempit dapat menyebabkan sesak napas dan angina (nyeri dada).
Angina juga dapat ditandai sebagai perasan sesak, berat, tekanan, kepenuhan, atau remasan di dada.
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu meningkatkan aliran darah, mencegah pembekuan darah, dan menurunkan kolesterol atau tekanan darah Anda.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin memerlukan prosedur intervensi lebih lanjut untuk membantu mengurangi penumpukan plak di arteri dan mencegah penyumbatan di kemudian hari.
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung
8. Hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal adalah penyakit paru-paru progresif yang menyebabkan arteri yang membawa darah dari jantung ke paru-paru menjadi menyempit.
Gejala hipertensi pulmonal termasuk sesak napas dari aktivitas sehari-hari (misalnya, berjalan menaiki tangga), kelelahan, pusing, nyeri dada, dan sesak dasa ketika tekanan ditempatkan pada jantung melalui aktivitas.
Meskipun tidak ada obat untuk hipertensi pulmonal, ada obat untuk membantu mengelola kondisi tersebut, termasuk penghambat saluran kalsium untuk menurunkan tekanan darah dan diuretik untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan yang memberi tekanan pada jantung.
9. Prolaps katup mitral
Mitral valve prolapse atau yang lebih dikenal dengan prolaps katup mitral adalah kondisi katup mitral yang menebal, menyembul kembali ke dalam atrium (serambi).
Baca juga: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Ketika katup tidak menutup dengan benar, darah mengalir ke belakang yang dapat menyebabkan murmur jantung dan sejumlah gejala, termasuk sesak atau nyeri di dada.
Dengan prolaps katup mitral, Anda mungkin merasa dada sesak atau tidak nyaman bahkan saat Anda sedang istirahat.
Obat-obatan yang mungkin diresepkan termasuk beta blocker untuk menurunkan tekanan darah, diuretik untuk menghilangkan cairan ekstra dan tekanan pada jantung, serta pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah.
10. Kardiomiopati hipertrofik
Kardiomiopati hipertrofik menyebabkan otot jantung menjadi tebal secara tidak normal, sehingga membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah.
Beberapa orang dengan Kardiomiopati hipertrofik mungkin mengalami sesak napas dan sesak dada.
Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi seberapa keras otot jantung harus bekerja dan memperlambat detak jantung Anda sehingga darah dapat memompa lebih efisien ke seluruh tubuh.
11. Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada selaput pelindung yang mengelilingi jantung. Jaringan tipis ini memungkinkan jantung berubah ukuran dengan setiap detak jantung.
Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Ketika selaput pelindung ini meradang, hal itu dapat menyebabkan nyeri dada yang mungkin memburuk saat berbaring dan menarik napas dalam-dalam.
Beberapa orang mengatakan sensasi ini terasa seperti tekanan di dada atau nyeri tumpul. Duduk dan mencondongkan tubuh ke depan sering kali dapat meredakan rasa sakit.
Obat-obatan seperti ibuprofen dan aspirin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang disebabkan oleh perikarditis.
Tergantung pada penyebab kondisinya, dokter bisa saja akan meresepkan obat antibiotik atau antijamur.
12. Radang selaput dada
Pleuritis atau radang selaput dada adalah suatu kondisi yang menyebabkan pleura, lapisan tipis jaringan besar yang memisahkan paru-paru dari dinding dada menjadi meradang.
Baca juga: 3 Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Gejalanya meliputi rasa sakit yang tiba-tiba dan tajam di dada saat menghirup atau menghembuskan napas.
Kondisi ini sering diobati dengan NSAID seperti ibuprofen.
Dokter Anda mungkin meresepkan steroid untuk mengurangi peradangan jika rasa sakitnya parah.
13. Pneumotoraks
Pneumotoraks (paru-paru kolaps) terjadi ketika udara keluar dari paru-paru dan mengisi ruang di luar paru-paru antara paru-paru dan dinding dada.
Udara memberi tekanan pada paru-paru, sehingga tidak dapat mengembang sebagaimana mestinya saat Anda menarik napas, yang menyebabkan dada sesak dan sesak napas.
Dalam banyak kasus, paru-paru yang kolaps dapat sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi besar, tetapi mungkin perlu beberapa minggu sampai Anda sembuh total.
14. Pembuluh darah arteri koroner yang robek
Diseksi arteri koroner spontan adalah keadaan darurat medis yang tidak biasa yang disebabkan oleh robeknya pembuluh darah di jantung secara spontan.
Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, detak jantung cepat, mual, dan pusing.
Perhatian medis segera diperlukan untukdiseksi arteri koroner spontan.
Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner
15. Emboli paru
Emboli paru adalah penyumbatan arteri di paru-paru, paling sering disebabkan oleh bekuan darah.
Gejalanya meliputi nyeri di bawah tulang dada, nyeri menusuk tajam di dada, dan dada terasa sesak yang dapat memburuk saat bernapas.