Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Penyebab Dada Sesak, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Kompas.com - 14/07/2021, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyebab dada terasa sesak penting dicari dan diketahui secara pasti untuk mendukung proses pengobatan atas keluhan ini.

Dada sesak adalah kondisi yang bisa digambarkan sebagai ketidaknyamanan yang terjadi antara leher bagian bawah dan daerah perut bagian atas.

Sesak di dada dapat dirasakan di seluruh area dada atau terletak di satu titik atau beberapa titik di dada.

Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Dilansir dari WebMD, dada terasa sesak dapat terjadi pada semua kelompok umur. Kadang-kadang digambarkan sebagai tekanan di dada, nyeri dada, atau perasaan penuh atau berat di dada.

Sensasi sesak di dada dapat bervariasi dari orang ke orang dalam hal bagaimana rasanya dan seberapa sering itu terjadi.

Beberapa orang mungkin mengalami sesak dada hanya sekali, sementara yang lain dengan kondisi tertentu, seperti asma bisa mengalaminya lebih sering.

Dada terasa sesak bisa menjadi pengalaman yang meresahkan, terutama jika hal itu datang secara tidak terduga.

Banyak orang mungkin mengira mereka mengalami serangan jantung ketika mengalami sesak dada. Tapi pada dasarnya, ada banyak kondisi yang bisa menjadi penyebab dada terasa sesak.

Dada sesak termasuk keluhan umum dan dapat dikaitkan dengan beberapa penyebab yang berbeda, termasuk infeksi, kondisi paru-paru, kondisi gastrointestinal (sistem pencernaan), alasan psikologis atau emosional, maupun cedera.

Penyebab dada terasa sesak

Dilansir dari Very Well Health, penelitian menunjukkan bahwa penyebab paling umum dari nyeri dada dan sesak dada adalah masalah muskuloskeletal, diikuti penyakit kardiovaskular dan kondisi pernapasan.

Baca juga: 11 Penyebab Sakit Tenggorokan, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Berikut adalah beberapa penyebab dada terasa sesak yang mungkin terjadi:

1. Pilek atau flu

Jika terserang pilek atau flu, Anda mungkin saja akan mengalami dasa terasa sesak.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelebihan lendir di saluran udara Anda yang dapat membatasi pernapasan dan memicu batuk, mengi, dan sesak dada.

Dalam kebanyakan kasus, banyak istirahat, minum cairan seperti teh hangat, dan obat-obatan yang dijual bebas dapat membantu meringankan gejala.

2. Covid-19

Covid-19 adalah infeksi virus yang menyebabkan gejala seperti demam, batuk kering, pilek, hidung tersumbat, dan sesak napas.

Baca juga: 11 Gejala Covid-19 yang Sering Muncul

Beberapa orang dengan Covid-19 mungkin juga mengalami rasa sesak di dada.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anda harus segera mencari pertolongan medis jika gejala Covid-19 Anda termasuk sesak dada yang disertai dengan kesulitan bernapas, bibir kebiruan, kebingungan, atau ketidakmampuan untuk tetap terjaga.

3. Radang paru-paru

Pneumonia akibat infeksi menyebabkan peradangan pada kantung udara paru-paru Anda.

Kantung ini dapat berisi cairan atau nanah dan menyebabkan gejala seperti demam, batuk, kedinginan, sesak napas, dan nyeri dada dan atau sesak dada.

Penting untuk menemui dokter untuk diagnosis pneumonia dan rencana perawatan untuk mengobati kondisi tersebut. 

4. Herpes zoster

Herpes zoster adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella zoster, virus yang sama dengan yang menyebabkan cacar air.

Herpes zoster dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan pada tubuh.

Dalam beberapa kasus, rasa sakit yang disebabkan oleh herpes zoster bisa sangat intens sehingga dapat menyebabkan perasaan sesak di dada.

Baca juga: 8 Cara Mengobati Cacar Air Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Obat antivirus dan analgesik seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sering diresepkan untuk membantu mengurangi rasa sakit, dan krim antibiotik topikal sering diresepkan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.

5. Asma

Gejala asma termasuk sesak napas, dada terasa sesak, mengi, dan batuk.

Jika Anda menderita asma dan terpapar iritasi paru-paru atau alergen, pemicu ini dapat menyebabkan otot-otot di saluran udara mengecil atau menyempit. Kondisi ini bisa menyebabkan dada sesak, nyeri, dan tertekan.

Anda mungkin akan disarankan untuk menggunakan inhaler untuk meringankan saluran udara dan mengurangi gejala asma.

6. PPOK

Gejala utama paru obstruktif kronik (PPOK) adalah sesak napas.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Tapi jika Anda memiliki penyakit ini, Anda mungkin juga akan mengalami sesak dada sesekali. Keluhan ini bisa datang kapan saat, termasuk saat Anda beristirahat.

PPOK sering diobati melalui penggunaan inhaler dan nebulizer untuk membantu meningkatkan pernapasan.

Kortikosteroid dan inhibitor fosfodiesterase-4 sering diresepkan untuk mengurangi peradangan paru-paru dan mengurangi serangan PPOK.

7. Penyakit arteri koroner

Penyakit arteri koroner disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah besar (arteri koroner) yang memasok oksigen ke jantung.

Arteri yang telah menyempit dapat menyebabkan sesak napas dan angina (nyeri dada).

Angina juga dapat ditandai sebagai perasan sesak, berat, tekanan, kepenuhan, atau remasan di dada.

Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu meningkatkan aliran darah, mencegah pembekuan darah, dan menurunkan kolesterol atau tekanan darah Anda.

Dalam beberapa kasus, Anda mungkin memerlukan prosedur intervensi lebih lanjut untuk membantu mengurangi penumpukan plak di arteri dan mencegah penyumbatan di kemudian hari.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

8. Hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal adalah penyakit paru-paru progresif yang menyebabkan arteri yang membawa darah dari jantung ke paru-paru menjadi menyempit.

Gejala hipertensi pulmonal termasuk sesak napas dari aktivitas sehari-hari (misalnya, berjalan menaiki tangga), kelelahan, pusing, nyeri dada, dan sesak dasa ketika tekanan ditempatkan pada jantung melalui aktivitas.

Meskipun tidak ada obat untuk hipertensi pulmonal, ada obat untuk membantu mengelola kondisi tersebut, termasuk penghambat saluran kalsium untuk menurunkan tekanan darah dan diuretik untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan yang memberi tekanan pada jantung.

9. Prolaps katup mitral

Mitral valve prolapse atau yang lebih dikenal dengan prolaps katup mitral adalah kondisi katup mitral yang menebal, menyembul kembali ke dalam atrium (serambi).

Baca juga: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai

Ketika katup tidak menutup dengan benar, darah mengalir ke belakang yang dapat menyebabkan murmur jantung dan sejumlah gejala, termasuk sesak atau nyeri di dada.

Dengan prolaps katup mitral, Anda mungkin merasa dada sesak atau tidak nyaman bahkan saat Anda sedang istirahat.

Obat-obatan yang mungkin diresepkan termasuk beta blocker untuk menurunkan tekanan darah, diuretik untuk menghilangkan cairan ekstra dan tekanan pada jantung, serta pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah.

10. Kardiomiopati hipertrofik

Kardiomiopati hipertrofik menyebabkan otot jantung menjadi tebal secara tidak normal, sehingga membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah.

Beberapa orang dengan Kardiomiopati hipertrofik mungkin mengalami sesak napas dan sesak dada.

Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi seberapa keras otot jantung harus bekerja dan memperlambat detak jantung Anda sehingga darah dapat memompa lebih efisien ke seluruh tubuh.

11. Perikarditis

Perikarditis adalah peradangan pada selaput pelindung yang mengelilingi jantung. Jaringan tipis ini memungkinkan jantung berubah ukuran dengan setiap detak jantung.

Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Ketika selaput pelindung ini meradang, hal itu dapat menyebabkan nyeri dada yang mungkin memburuk saat berbaring dan menarik napas dalam-dalam.

Beberapa orang mengatakan sensasi ini terasa seperti tekanan di dada atau nyeri tumpul. Duduk dan mencondongkan tubuh ke depan sering kali dapat meredakan rasa sakit.

Obat-obatan seperti ibuprofen dan aspirin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang disebabkan oleh perikarditis.

Tergantung pada penyebab kondisinya, dokter bisa saja akan meresepkan obat antibiotik atau antijamur.

12. Radang selaput dada

Pleuritis atau radang selaput dada adalah suatu kondisi yang menyebabkan pleura, lapisan tipis jaringan besar yang memisahkan paru-paru dari dinding dada menjadi meradang.

Baca juga: 3 Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Gejalanya meliputi rasa sakit yang tiba-tiba dan tajam di dada saat menghirup atau menghembuskan napas.

Kondisi ini sering diobati dengan NSAID seperti ibuprofen.

Dokter Anda mungkin meresepkan steroid untuk mengurangi peradangan jika rasa sakitnya parah.

13. Pneumotoraks

Pneumotoraks (paru-paru kolaps) terjadi ketika udara keluar dari paru-paru dan mengisi ruang di luar paru-paru antara paru-paru dan dinding dada.

Udara memberi tekanan pada paru-paru, sehingga tidak dapat mengembang sebagaimana mestinya saat Anda menarik napas, yang menyebabkan dada sesak dan sesak napas.

Dalam banyak kasus, paru-paru yang kolaps dapat sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi besar, tetapi mungkin perlu beberapa minggu sampai Anda sembuh total.

14. Pembuluh darah arteri koroner yang robek

Diseksi arteri koroner spontan adalah keadaan darurat medis yang tidak biasa yang disebabkan oleh robeknya pembuluh darah di jantung secara spontan.

Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, detak jantung cepat, mual, dan pusing.

Perhatian medis segera diperlukan untukdiseksi arteri koroner spontan.

Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner

15. Emboli paru

Emboli paru adalah penyumbatan arteri di paru-paru, paling sering disebabkan oleh bekuan darah.

Gejalanya meliputi nyeri di bawah tulang dada, nyeri menusuk tajam di dada, dan dada terasa sesak yang dapat memburuk saat bernapas.

Emboli paru membutuhkan perhatian medis segera.

Anda mungkin akan diberi resep pengencer darah untuk mengencerkan darah dan mencegah lebih banyak gumpalan terbentuk

Baca juga: 3 Penyebab Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

16. Masalah psikologis

Ketika Anda merasa cemas, hal itu dapat memicu respons stres dalam tubuh yang menyebabkan detak jantung dan tekanan darah Anda meningkat, pembuluh darah menyempit, dan otot-otot dada mengencang. Hal ini dapat menimbulkan rasa sesak di dada maupun sesak napas.

Ketika tubuh berada dalam mode fight-or-flight ini, kadar hormon kortisol juga bisa meningkat yang dapat menyebabkan nyeri dada dan sesak.

17. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah suatu kondisi yang menyebabkan isi perut yang mengandung asam bocor kembali ke kerongkongan, saluran yang mengalir dari tenggorokan ke perut.

Selain heartburn, GERD dapat menyebabkan rasa sesak di dada yang berkisar dari rasa sakit yang "menghancurkan" hingga sesak yang terasa seperti muncul beban berat di dada.

Ada banyak obat yang dijual bebas seperti antasida yang dapat membantu meringankan gejala GERD.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memberi Anda resep untuk obat yang lebih kuat jika obat yag dijual bebas tidak memberikan bantuan.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

18. Ulkus peptikum

Pada penyakit ulkus peptikum, tukak atau luka yang menyakitkan ditemukan pada lapisan lambung atau duodenum (bagian pertama dari usus kecil).

Dalam kebanyakan kasus, ulkus peptikum menyebabkan sakit perut, tetapi terkadang dapat menyebabkan nyeri dada dan ketidaknyamanan di dada.

Ulkus peptikum sering diobati melalui antasida untuk mengurangi asam lambung, antibiotik untuk menghilangkan bakteri penyebab masalah, dan obat-obatan yang menghalangi produksi asam lambung.

19. Batu empedu

Batu empedu mencegah aliran empedu dari hati ke usus kecil, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang bisa berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari pada kasus yang parah.

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Batu Empedu

Sebagian besar gejala kandung empedu dimulai dengan rasa sakit di daerah perut bagian atas, tetapi juga dapat menyebar ke dada, menyebabkan rasa sesak dan nyeri di dada.

Perhatian medis diperlukan jika Anda memiliki batu empedu, dan pengobatan bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Para peneliti menyarankan bahwa olahraga teratur dan diet yang sehat dan bergizi adalah cara paling penting untuk mencegah penyakit batu empedu

20. Gangguan kerongkongan

Kerongkongan adalah saluran berotot yang membawa makanan dari mulut ke perut.

Beberapa gangguan kerongkongan dapat menjadi penyebab rasa sesak di dada dan nyeri dada, termasuk:

  • Gangguan kontraksi esofagus
  • Hipersensitivitas esofagus
  • Ruptur esofagus

Gangguan kerongkongan dapat diobati dengan obat-obatan yang mengurangi asam lambung dan mengendurkan otot-otot di tenggorokan.

Dalam beberapa kasus, gangguan esofagus yang menyebabkan ketidaknyamanan dada dapat diobati dengan menggunakan antidepresan dan bahkan terapi perilaku untuk membantu mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Sebagai upaya terakhir, beberapa kondisi mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki kerongkongan dan meredakan gejala.

21. Penyebab sesak dada lalinnya

Penyebab lain dari sesak dada meliputi:

  • Ketegangan otot

Jika Anda telah menarik otot, terutama di dada, perut, atau area punggung atau tengah, Anda bisa jadi akan mengalami sesak dan nyeri dada saat melakukan aktivitas.

Dalam beberapa kasus, ketegangan mungkin cukup parah untuk menyebabkan rasa sakit saat bernapas.

Baca juga: Berapa Lama Anosmia Akibat Covid-19 Bisa Sembuh?

  • Hernia hiatus

Hernia hiatus dapat memberi tekanan pada perut Anda karena bagian atas perut Anda menonjol ke dada dan mendorong diafragma.

Tekanan ini membuat perut Anda menahan asam, yang dapat mengalir ke kerongkongan Anda, menyebabkan ketidaknyamanan dada, GERD, dan heartburn.

Anda mungkin mengalami kesulitan bernapas atau menelan.

  • Fraktur tulang rusuk

Fraktur tulang rusuk adalah cedera umum yang terjadi ketika tulang atau tulang di tulang rusuk Anda retak atau patah. 

Cari pertolongan medis segera jika patah tulang rusuk Anda menyebabkan sesak napas atau detak jantung berdebar kencang.

Istirahat penting saat merawat patah tulang rusuk; penting untuk tidak berlebihan agar istirahat sembuh.

  • Kostokondritis

Kostokondritis adalah peradangan tulang rawan di tulang rusuk yang dapat menyebabkan nyeri dada. Rasa nyeri mungkin akan terasa di daerah tulang rusuk tengah dan atas di kedua sisi dada Anda.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

Rasa sakit dapat memburuk jika Anda bernapas dalam-dalam, bergerak, atau meregangkan, dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan sesak di dada

Obat NSAID dan latihan peregangan dapat meredakan rasa sakit. Jika tidak, profesional kesehatan Anda mungkin meresepkan narkotika atau antidepresan untuk mengendalikan rasa sakit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau