Temuan tahun 2018 menunjukkan bahwa MCT meningkatkan sensitivitas insulin dan banyak peneliti percaya bahwa sensitivitas ini mendorong penurunan berat badan.
Insulin adalah hormon penting yang memecah glukosa dan mengontrol kadar gula darah.
Penelitian telah menghubungkan diet kaya lemak jenuh dengan kolesterol tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung .
Beberapa orang mungkin tidak menganggap santan untuk menyehatkan jantung karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Namun, sumber lemak jenuh yang berbeda dapat mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda.
Selain itu, genetika berperan dalam bagaimana seseorang memetabolisme lemak jenuh dan sejauh mana lemak ini berdampak pada kesehatan.
Sedikit penelitian telah menyelidiki efek santan pada kadar kolesterol.
Perlu diingat bahwa minyak kelapa memiliki lebih banyak lemak per porsi daripada santan yang akan memiliki efek kurang dramatis pada kadar kolesterol.
Kelapa mengandung lipid yang disebut asam laurat dan banyak peneliti percaya bahwa asam laurat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa temuan menunjukkan bahwa asam laurat memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.
Dalam sebuah studi tentang efek antimikroba asam laurat dari kelapa, para peneliti mengisolasi berbagai strain bakteri dan memaparkannya pada asam laurat dalam cawan petri.
Mereka menemukan bahwa asam laurat efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Mycobacterium tuberculosis.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Air Kelapa Bantu Tangkal Covid-19?
Penelitian lain menemukan bahwa asam laurat memicu apoptosis, kematian sel, pada sel kanker payudara dan endometrium.
Temuan menunjukkan bahwa asam ini menghambat pertumbuhan sel kanker dengan merangsang protein reseptor tertentu yang mengatur pertumbuhan sel.
Dalam jumlah sedang, santan dapat memiliki manfaat kesehatan, tetapi mengonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan masalah.