KOMPAS.com – Bronkiolitis adalah jenis infeksi paru-paru yang umum terjadi pada bayi.
Penyakit ini pun cukup sering membuat bayi-bayi harus dirawat di rumah sakit.
Bronkiolitis hampir selalu disebabkan oleh virus.
Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui
Melansir WebMD, orang dewasa juga bisa mengalami bronkiolitis, tapi sangat jarang terjadi.
Jika terjadi pada orang dewasa, bronkiolitis biasanya terkait dengan infeksi atau cendera lain.
Bronkiolitis terjadi ketika saluran pernapasan kecil di paru-paru yang disebut bronkiolus terinfeksi.
Hal ini kemudian bisa menyebabkan saluran tersumbat dengan lendir sehingga tidak ada cukup ruang bagi udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru.
Bronkiolitis biasanya menyerang anak-anak di bawah 2 tahun pada musim dingin dan awal musim semi.
Gejala-gejala bronkiolitis terjadi akibat adanya sumbatan bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi.
Dilansir dari Verywell Health, gejala bronkiolitis mirip dengan common cold atau selesma, tetapi dapat berkembang ketika bronkiolus terpengaruh.
Berikut adalah beberapa gejala bronkiolitis yang perlu diwaspadai:
Setelah gejala akut berlalu, batuk dan mengi dapat bertahan selama beberapa minggu.
Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai
Untungnya, sebagian besar kasus bronkiolitis bisa sembuh sendiri dan tidak menyebabkan kerusakan atau cedera jangka panjang.
Tapi, beberapa anak dengan bronkiolitis mungkin bisa saja akan mengalami otitis media (infeksi telinga tengah), bermanifestasi dengan sakit telinga dan pusing, atau infeksi saluran kemih (ISK).
Gejala ISK pada anak-anak dapat dikenali dengan kondisi, seperti menangis saat buang air kecil (BAK) dan urine berwarna keruh atau berbau busuk.