Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Vaksin Tifoid untuk Anak dan Orang Dewasa yang Gemar Makan

Kompas.com - 13/11/2021, 05:00 WIB
Krisda Tiofani,
Ariska Puspita Anggraini

Tim Redaksi

Kabar buruknya, seseorang yang terkena demam tifoid tanpa gejala bisa berpotensi sebagai carrier typhi atau pembawa penyakit mematikan ini pada orang-orang di sekitarnya melalui benda yang disentuh, termasuk makanan. Itu sebabnya, seorang pengolah dan penyaji makanan harus benar-benar menjaga kebersihan diri untuk mencegah hal ini terjadi.

Suzy menjelaskan bahwa ada cara pencegahan dan penyembuhan untuk para pasien demam tifoid.

"Kalau yang namanya pencegahan penyakit itu ada yang spesifik dan ada yang tidak spesifik, untuk yang tidak spesifik ini kita menerapkan standar kesehatan. Jadi protokol hygiene-nya kita kalau misalnya kita sebagai orang yang menyiapkan makanan tentu harus menjaga kebersihan tangannya," kata Suzy.

Sementara itu, pasien demam tifoid bisa disembuhkan dengan mengonsumsi antibiotik yang tepat.

Baca juga: 8 Obat Batuk Alami yang Terbukti Ampuh

"Akan sembuh kalau diobati dengan antibiotik yang benar tetapi kalau pengobatan antibiotik sebenarnya resisten atau kumannya kebal dari antibiotik, bisa saja gejalanya hilang tetapi dia menjadi carier," jelasnya.

Cara pencegahan spesifik demam tifoid yang bisa dilakukan oleh semua orang dengan usia dua tahun hingga lanjut usia adalah dengan vaksinasi.

Menurut Suzy, vaksinasi tifoid merupakan langkah optimal pencegahan demam tifoid di samping sanitasi dan higiene pribadi yang terus diupayakan.

Vaksinasi tifoid yang dilakukan akan mengirim virus inaktif ke dalam tubuh manusia, lalu memicu respon sistem imun sehingga bisa melatih sistem tersebut untuk berjaga-jaga terhadap virus sungguhan yang bisa masuk kapan saja.

"Kita memberikan vaksinasi untuk mencetuskan kekebalan terhadap kuman salmonela typhi sehingga amit-amit nih kita sudah jaga sih sebenarnya, sudah berusaha cuci tangan, dan berusaha memesan dari tempat yang kita yakini tetapi amit-amit ternyata ada proses kontaminasi di situ," tutur Suzy.

Vaksin tifoid yang sedang disosialisasikan oleh Sanofi Pasteur Indonesia melalui kampanye #SantapAman dalam rangka Hari Kesehatan Nasional itu terdiri atas satu dosis yang mampu melindungi tubuh selama tiga tahun setelahnya.

"Kita sudah divaksin, kita sudah punya kekebalan jadi kita kalau terkena ya tidak mengalami sakit berat begitu," pungkasnya.

Layaknya vaksinasi Covid-19, vaksinasi demam tifoid juga bisa menimbulkan efek rasa pegal, nyeri, dan tidak enak badan. Namun, tidak ada efek samping vaksin tifoid di luar itu yang bisa timbul jika orang yang divaksin dalam keadaan sehat.

"Nanti setelah tiga tahun kekebalannya memang biasanya menurun, kita ulang lagi vaksinasisnya. Jadi begitu terus untuk menjaga kita supaya tidak tertular demam tifoid," kata Suzy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau