KOMPAS.com - Tangan menjadi bagian tubuh yang rentan terhadap cedera.
Salah satu cedera pada tangan dapat menyebabkan tulang di dalam pergelangan tangan patah atau retak.
Patah pergelangan tangan dapat terjadi pada satu atau beberapa tulang yang ada di bagian pergelangan tangan.
Baca juga: Patah Tangan
Kondisi ini biasanya terjadi karena cedera ketika seseorang melindungi dirinya saat terjatuh dan gagal sehingga pergelangan tangan menahan beban tubuh.
Patah pergelangan tangan merupakan kondisi menyakitkan dan disertai pembengkakan pada area tangan yang cedera.
Merangkum American Society for Surgery of the Hand dan National Health Service, berikut beberapa gejala yang muncul pada patah pergelangan tangan:
Dirangkum dari OrthoInfo dan Mayo Clinic, patah pergelangan tangan dapat terjadi karena benturan keras atau cedera langsung pada tangan dan lengan.
Patah pergelangan tangan umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Jatuh dengan posisi lengan terentang atau tangan tertimpa oleh tubuh menjadi penyebab paling umum dari patah pergelangan tangan.
Baca juga: Patah Tulang Pinggul
Olahraga yang melibatkan kontak fisik atau memiliki risiko bagi pemainnya untuk jatuh juga dapat menyebabkan patah pergelangan tangan, misalnya ice skating.
Kecelakaan kendaraan bermotor dapat menyebabkan benturan atau hantaman keras yang dapat mematahkan tulang pada pergelangan tangan.
Patah pergelangan tangan akibat kecelakaan sering kali memerlukan penanganan melalui prosedur operasi.
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami patah pergelangan tangan, yaitu:
Merangkum Mayo Clinic dan American Society for Surgery of the Hand, berikut beberapa metode yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis patah pergelangan tangan:
Baca juga: Patah Tulang Selangka
Dikutip dari Mayo Clinic, penanganan patah pergelangan tangan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan cedera, usia, dan kondisi kesehatan penderita.
Pada kasus yang tidak terlalu parah, dokter mungkin akan melakukan tindakan nonbedah yang disebut reduksi tertutup.
Pada prosedur ini dokter melakukan manipulasi untuk mengembalikan posisi tulang yang patah.
Penderita tetap memerlukan anestesi lokal agar tidak merasa sakit saat menjalani prosedur ini.
Selain itu, terdapat beberapa metode lain untuk menangani patah pergelangan tangan, di antaranya:
Membatasi pergerakan tulang yang patah pada pergelangan tangan merupakan hal yang pertama yang dilakukan dalam proses penyembuhan.
Untuk melakukan hal ini, dokter akan menyarankan penderita untuk memasang belat atau gips.
Baca juga: Patah Kaki
Penderita juga disarankan untuk menjaga posisi tangan lebih tinggi dari posisi jantung untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Untuk mengurangi rasa sakit, dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, dan naproxen.
Jika penderita merasakan nyeri hebat, dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri opioid, seperti kodein.
Pada patah tulang yang menembus kulit (patah tulang terbuka), dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi pada tulang.
Setelah belat atau gips dilepas, penderita disarankan untuk melakukan latihan rehabilitasi atau terapi fisik.
Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan mengembalikan jangkauan gerak pada pergelangan tangan.
Meskipun rehabilitasi dapat membantu, tetapi umumnya diperlukan sekitar beberapa bulan atau lebih untuk penyembuhan yang sempurna.
Pembedahan dilakukan untuk menanamkan pin, piringan, batang, atau sekrup agar tulang berada di posisi yang seharusnya selama proses penyembuhan.
Baca juga: Patah Tulang
Prosedur ini juga diperlukan jika penderita mengalami kondisi berikut:
Merangkum WebMD dan Mayo Clinic, patah pergelangan tangan yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang dapat menyebabkan patah tulang pergelangan tangan:
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Metode Pengobatan Fraktur Penis (Penis Patah)
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.