KOMPAS.com - Fibrilasi atrium (A-Fib) adalah irama jantung yang tidak teratur (aritmia) dan seringkali sangat cepat hingga menyebabkan pembekuan darah pada jantung.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi jantung lainnya.
Bilik atas jantung (atrium) berdenyut secara kacau dan tidak teratur atau selaras dengan bilik bawah (ventrikel) saat fibrilasi atrium.
Baca juga: Aritmia
Gejala paling umum dari fibrilasi atrium adalah jantung yang berdebar (palpitasi).
Namun, terkadang orang dengan kondisi ini tidak memiliki gejala dan hanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan fisik.
Jika gejala timbul, penderita mungkin mengalami satu atau lebih dari gejala berikut:
Beberapa kondisi paling umum yang dapat menyebabkan fibrilasi atrium, yaitu:
Baca juga: 10 Jenis Penyakit Jantung Aritmia dan Tandanya
Beberapa tes yang dapat dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis fibrilasi atrium, yaitu:
Gumpalan darah yang berpotensi terbentuk akibat fibrilasi atrium dapat menyebabkan stroke.
Selain itu, komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu:
Penanganan untuk fibrilasi atrium bergantung pada berapa lama A-Fib telah terjadi, gejala yang timbul, serta penyebab yang mendasari.
Perawatan dilakukan dengan tujuan:
Baca juga: 8 Cara Mengobati Penyakit Jantung Aritmia
Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatur ulang irama jantung (kardiovasi).
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pembedahan atau prosedur kateter di saat bersamaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.