Orang dengan afasia Wernicke tidak dapat memahami orang lain, atau bahkan diri mereka sendiri, ketika mereka berbicara.
Ujaran afasia Wernicke, bagaimanapun, tidak mungkin untuk dipahami.
Penderita stroke yang mengalami afasia Wernicke membuat kalimat dengan kata-kata yang disusun sedemikian rupa sehingga terdengar seperti gaya acak.
Jenis pola bahasa ini kadang-kadang disebut sebagai logorrhea.
Saat orang dengan afasia Wernicke berbicara, mereka biasanya merasa seolah-olah orang lain harus memahaminya.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk memahami fakta bahwa bahasa mereka sekarang terganggu.
Pasien dengan afasia Wernicke mungkin belajar bahwa orang lain tidak dapat memahami mereka ketika berbicara.
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Akibatnya, mereka bisa menjadi marah, paranoid, dan depresi.
Afasia Wernicke adalah salah satu peristiwa yang paling menantang secara emosional setelah stroke.
Baca juga: Serangan Iskemik Transien (Stroke Ringan)
Ini adalah jenis afasia yang terjadi ketika kerusakan di otak begitu luas sehingga melibatkan area bahasa Broca dan Wernicke.
Orang yang selamat dengan afasia global tidak dapat memahami bahasa lisan atau berbicara sama sekali.
Dalam beberapa kasus, penderita afasia global masih dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.