KOMPAS.com – Gejala ejakulasi dini penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin keluhan seksual ini.
Ejakulasi dikendalikan oleh sistem saraf pusat.
Ketika pria terangsang secara seksual, sinyal akan dikirim ke sumsum tulang belakang dan otak.
Baca juga: Untuk Pria, Kenali 5 Penyebab Ejakulasi Dini dan Cara Mengatasinya
Saat pria mencapai tingkat rangsangan tertentu, sinyal kemudian dikirim dari otak ke organ reproduksi.
Hal ini dapat menyebabkan air mani dikeluarkan melalui penis atau proses ejakulasi.
Melansir Urology Health, ejakulasi dapat dibagi menjadi 2 fase atau tahap, yakni emisi dan pengeluaran.
Emisi adalah ketika sperma bergerak dari testis ke prostat dan bercampur dengan seminal fluid untuk membuat air mani.
Vasa deferentia adalah saluran yang membantu memindahkan sperma dari testis melalui prostat ke pangkal penis.
Pengeluaran adalah ketika otot-otot di pangkal penis berkontraksi.
Kontraksi ini memaksa air mani keluar dari penis.
Pada umumnya, ejakulasi dan orgasme (klimaks) pada pria akan terjadi secara bersamaan.
Dalam kebanyakan kasus, ereksi akan hilang setelah ejakulasi.
Ejakulasi dini terjadi ketika seorang pria berejakulasi lebih cepat saat berhubungan seksual daripada yang dia atau pasangannya inginkan.
Baca juga: Benarkah Ejakulasi Dini Bikin Pasangan Sulit Hamil?
Ejakulasi dini termasuk keluhan seksual yang cukup umum terjadi.
Kondisi ini sebaiknya dapat ditangani dengan segera kerena bisa menimbulkan banyak kerugian lebih lanjut.