Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2021, 09:05 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hematoma subdural (perdarahan subdural) adalah kondisi serius saat darah terkumpul di antara tengkorak dan permukaan otak.

Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh cedera kepala.

Hematoma subdural juga umum disebut hematoma intrakranial. Secara lebih luas, kondisi ini juga termasuk ke dalam jenis cedera otak traumatis.

Baca juga: Efek Cedera Kepala yang Tidak Dapat Disepelekan

Jenis

Hematoma dapat terjadi saat pembuluh darah (biasanya vena) pecah di antara otak dan bagian terluar dari tiga lapisan membran yang menutupi otak (dura mater).

Darah yang bocor membentuk hematoma yang menekan jaringan otak.

Hematoma yang membesar dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara bertahap dan kemungkinan kematian.

Tiga jenis hematoma subdural adalah sebagai berikut.

  • Akut: jenis paling berbahaya ini umumnya disebabkan oleh cedera kepala yang parah dan gejala langsung timbul.
  • Subakut: gejala membutuhkan waktu untuk berkembang, terkadang berhari-hari atau berminggu-minggu setelah cedera terjadi.
  • Kronis: diakibatkan cedera kepala yang tidak terlalu parah. Hematoma jenis ini dapat menyebabkan pendarahan lambat dan gejala dapat memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Gejala

Gejala hematoma intrakranial bisa terjadi tepat setelah terjadinya cedera pada kepala atau bahkan berminggu-minggu.

Seseorang dapat terlihat baik-baik saja setelah mengalami cedera kepala. Periode ini disebut interval jernih.

Namun, seiring berjalannya waktu tekanan pada otak akan meningkat dan menimbulkan beberapa atau seluruh gejala di bawah ini:

Baca juga: Cedera Kepala Berat

  • sakit kepala meningkat
  • muntah
  • mengantuk dan kehilangan kesadaran secara progresif
  • pusing
  • kebingungan
  • ukuran pupil tidak sama
  • bicara cadel
  • kehilangan pergerakan (kelumpuhan) pada sisi tubuh yang berlawanan dari cedera kepala.

Semakin banyak darah yang memenuhi otak atau ruang sempit pada otak dan tengkorak, gejala lain yang akan timbul dapat meliputi:

  • kelesuan
  • kejang
  • Ketidaksadaran.

Penyebab

Hematoma subdural biasanya disebabkan oleh cedera kepala.

Cedera kepala yang menyebabkan hematoma subdural seringkali parah, seperti dari kecelakaan mobil, jatuh, atau serangan kekerasan.

Selain itu, benjolan kecil di kepala juga dapat menyebabkan hematoma subdural dalam beberapa kasus.

Hematoma subdural dapat berkembang jika terdapat pendarahan ke dalam ruang antara tengkorak dan otak (ruang subdural) yang disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah otak atau otak itu sendiri.

Baca juga: Cedera Kepala, Kapan Perlu Waspada?

Saat darah mulai mengisi ruang subdural, akan ada tekanan pada otak (hipertensi intrakranial) yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis secara menyeluruh.

Selain itu, juga bertanya terkait cedera kepala (bagaimana dan kapan terjadi), meninjau gejala dan masalah medis lainnya, serta obat yang biasa dikonsumsi.

Pemeriksaan neurologi akan mencakup pemeriksaan tekanan darah, tes penglihatan, tes keseimbangan dan kekuatan, serta tes refleks dan pemeriksaan memori.

Beberapa tes lain yang mungkin digunakan, yaitu:

  • MRI scan
  • CT scan.

Tes pencitraan dapat membantu tenaga medis melihat gambar otak dengan jelas dan menentukan lokasi serta jumlah pendarahan.

Tak hanya itu, juga melihat jika ada cedera kepala, leher, atau lainnya.

Perawatan

Hematoma kecil yang tidak menimbulkan gejala tidak perlu diangkat.

Namun, jika gejala muncul atau memburuk beberapa hari atau minggu setelah cedera, penderita mungkin harus diawasi untuk mengamati perubahan neurologis, memantau tekanan intrakranial, dan menjalani CT scan kepala secara berulang.

Baca juga: Cedera Kepala: Jenis, Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya

Jika penderita mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin, mungkin dibutuhkan terapi untuk membalikkan efek obat.

Hal ini akan mengurangi risiko pendarahan lebih lanjut.

Pilihan untuk membalikkan pengencer darah dapat melibatkan pemberian vitamin K dan plasma beku segar.

Operasi

Seringkali, dibutuhkan pembedahan untuk menangani hematoma. Jenis operasi tergantung pada jenis hematoma yang dimiliki.

Beberapa opsi prosedur, yaitu:

  • drainase bedah: jika darah terlokalisasi dan telah bertransisi dari gumpalan padat ke konsistensi cair, dokter mungkin membuat lubang kecil di tengkorak dan menggunakan pengisap untuk mengeluarkan cairan
  • kraniotomi: hematoma besar mungkin akan memerlukan bagian tengkorak dibuka (kraniotomi) untuk mengeluarkan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau