Mengutip Healthline, musik benar-benar bisa mengubah otak dan mental.
Peneliti neurologis telah menemukan bahwa mendengarkan musik memicu pelepasan beberapa zat kimia saraf yang berperan dalam fungsi otak dan kesehatan mental:
Mengutip Medical News Today, banyak peneliti telah mendukung manfaat musik sebagai pereda efektif stres.
Profesor Isabelle Peretz dari Pusat Penelitian Otak, Musik dan Bahasa di Universitas Montreal di Kanada menemukan hasil studi bahwa bayi dapat tenang lebih lama ketika mereka diputarkan musik dari pada diajak bicara atau berinteraksi.
Sehingga Prof Peretez dalam laporan studi Oktober 2015, menyarankan untuk memberikan musik dengan pola berulang kepada bayi untuk mengurangi tekanan.
Studi lain yang dilakukan pada 2013 menemukan bahwa mendengarkan musik tidak hanya membantu mengurangi rasa sakit dan kecemasan bagi anak-anak di Rumah Sakit Great Ormond Street Inggris, tetapi juga membantu mengurangi stres
Baca juga: Apa Pentingnya Tidur Nyenyak bagi Kesehatan?
Menurut beberapa peneliti, musik dapat membantu mengurangi stres dengan menurunkan kadar kortisol (hormon yang dilepaskan sebagai respons terhadap stres).
Namun, Dr Daniel Levitin dari McGill University di Kanada, menunjukkan bahwa efek penghilang stres ini tergantung pada jenis musik apa yang didengarkan.
Misal, dengan musik santai paling berpotensi menurunkan kadar kortisol.
Selain itu, Dr Levitin juga menemukan bahwa pilihan jenis musik dapat mempengaruhi denyut nadi, detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh seseorang.
Musik dengan tempo lambat dapat menurunkan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Sebaliknya, musik dengan tempo lebih cepat akan meningkatkan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Efek musik pada detak jantung dan potensinya sebagai pereda stres telah membuat sejumlah peneliti percaya bahwa musik juga efektif untuk mengobati kondisi jantung.
Sebuah penelitian dari Universitas Oxford Inggris yang dipresentasikan di British Cardiology Society Conference pada awal 2015, menemukan frasa musik yang diulang dapat membantu mengontrol detak jantung dan mengurangi tekanan darah.
Namun penelitian lebih lanjut diperlukan.
Baca juga: 7 Manfaat Biji Ketumbar bagi Kesehatan dan Risikonya
Sebagian orang memiliki lagu yang mengingatkannya tentang suatu perisitwa dalam hidupnya.
Hal itu menarik para peneliti untuk menyelidiki hubungan musik dengan penguatan daya ingat.
Pada 2013, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Memory & Cognition meneliti 60 orang dewasa yang sedang belajar bahasa Hongaria.
Mereka secara acak dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu mengucapkan frasa bahasa Hongaria yang tidak dikenal, mengucapkan frasa yang sama dengan gaya berirama, dan menyanyikan frasa tersebut.
Ketika diminta untuk mengingat frasa, para peneliti menemukan peserta yang menyanyikan frasa memiliki akurasi ingatan yang jauh lebih tinggi dari pada dua kelompok lainnya.