Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pencegahan DBD, dari 3M Plus hingga Menjaga Daya Tahan Tubuh

Kompas.com - 07/02/2022, 11:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Namun berdasarkan penelitian, vaksin dengue paling manjur jika mulai diberikan pada anak berusia 9-16 tahun.

Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin dengue selain Indonesia, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.

Baca juga: Perbedaan Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Covid-19

3. Menjaga daya tahan tubuh

Mengutip RS UNS, menjaga daya tahan tubuh juga merupakan salah satu cara pencegahan DBD yang penting dilakukan.

Dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, risiko kita terkena penyakit pun dapat dikurangi.

Kita dapat melindungi daya tahan tubuh dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan sehat dapat mencegah DBD sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi harian kita.

Dianjurkan mengatur menu makanan yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti:

  • Sayuran
  • Buah-buahan
  • Kacang-kacangan
  • Daging.

Berolahraga juga cara terbaik menjaga kesehatan tubuh guna mencegah demam berdarah. Usahakan untuk olahraga secara rutin.

Tidak perlu terlalu berat, contohnya seperti cukup berjalan santai selama 30 menit per hari.

Kemudian, kurangi pula kebiasaan buruk, seperti:

  • Merokok
  • Minum alkohol
  • Kurang tidur
  • Pelajari cara mengelola stres yang baik.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Demam Berdarah (DBD)

Gejala

DBD disebabkan oleh gigtan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Mengutip Mayo Clinic, biasanya DBD menunjukkan tanda-tanda awal yang umum, seperti:

  • Demam tinggi yang bisa mencapai 40 Celcius
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, tulang, atau sendi
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit di belakang mata
  • Kelenjar bengkak
  • Bintik-bintik merah di kulit.

Kebanyakan orang pulih dalam waktu seminggu atau lebih setelah mengalami tanda-tanda tersebut.

Namun, gejala setelahnya akan memburuk dan dapat mengancam jiwa. Ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.

Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah kita menjadi rusak dan bocor.

Jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah juga turun.

Hal tersebut dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian.

Baca juga: 3 Cara Penularan Demam Berdarah (DBD)

Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam awal hilang, dan mungkin diikuti kondisi, seperti berikut ini:

  • Sakit perut parah
  • Muntah terus-menerus
  • Pendarahan dari gusi atau hidung
  • Darah dalam urin, tinja, atau muntah
  • Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar
  • Pernapasan yang sulit atau cepat
  • Kelelahan
  • Iritabilitas atau kegelisahan.

Faktor risiko

Mengutip RS UNS, faktor risiko infeksi demam berdarah:

  • Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah dan barang bekas yang sering kali disertai genangan air.
  • Adanya jentik nyamuk Aedes Aegypti pada genangan air di tempat tinggal pasien sehari-hari.
  • Adanya penderita DBD di sekitar pasien. Namun, bukan berarti penderita tersebut yang menularkannya.

Baca juga: 12 Gejala DBD (Demam Berdarah) pada Anak yang Pantang Disepelekan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com