KOMPAS.com - Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim yang meliputi emosi tinggi (mania atau hipomania) dan terendah (depresi).
Saat memasuki fase depresi, penderita bipolar bisa merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat terjadap aktivitas yang biasa dilakukannya.
Sebaliknya, saat memasuki fase manik pendertia bipolat bisa merasa penuh energi dan euforia.
Ketika fase manik, penderita bipolar bisa merasa sangat bersemangat hingga mampu bekerja tak kenal lelah.
Meski fase manik terlihat menyenangkang, hal tersebut bisa membawa masalah kesehatan besar. Sebab, saat fase manik penderita bipolar bisa sulit tidur.
Baca juga: Pankreatitis Akut
Secara rinci, berikut tanda-tanda fase manik pada penderita bipolar:
Dalam kondisi parah, fase mania bisa memicu psikosis atau hilangnya kemampuan membedakan kenyataan dan imajinasi. Terkadang, mereka juga bisa mengalami paranoia.
Pada fase manis, psikosis bisa membuat penderitanya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau nekat melakukan hal sembrono.
Selain menyebabkan gejala psikotik, episode mania juga bisa membuat penderitanya sulit tidur. Hal ini bisa memengaruhi kesehatan fisik penderitanya.
Karena itu, dibutuhkan langkah khusus untuk manajemen gejala mania agar tidak emnimbulkan dampak negatif.
Berikut cara manajemen gejala mania pada penderita bipolar:
Usahakan agar Anda tetap pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam, dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi.
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dapat mengubah bahan kimia dalam tubuh Anda. Hal ini dapat memicu perubahan suasana hati atau memperburuk gejala yang terjadi.
Tetap lakukan rutinitas harian Anda. Jika memungkinkan, buat jadwal khusus mengenai aktivitas yang akan Anda lakukan.
Misalnya, makanlah pada waktu yang teratur, dan jadikan olahraga atau aktivitas fisik lainnya sebagai bagian dari jadwal harian Anda.