KOMPAS.com - Sindrom Klinefelter adalah kondisi genetik yang terjadi saat seorang anak laki-laki dilahirkan dengan salinan ekstra dari kromosom X.
Sindrom ini seringkali tidak terdiagnosis hingga penderitanya tumbuh dewasa.
Salinan ekstra kromosom X dapat memengaruhi pertumbuhan testis, menghasilkan ukuran testis yang lebih kecil dari normal sehingga produksi testosteron lebih rendah.
Baca juga: Sindrom Edwards (Trisomi 18)
Sindrom Klinefelter juga dapat menyebabkan massa otot berkurang, rambut wajah dan tubuh berkurang, serta jaringan payudara membesar.
Efeknya dapat bervariasi pada setiap penderitanya.
Sindrom Klinefelter biasanya tidak menyebabkan gejala yang jelas di awal masa kanak-kanak dan bahkan gejalanya dapat mungkin sulit dikenali.
Banyak penderitanya juga tidak sadar bahwa mereka memiliki sindrom ini.
Kemungkinan manifestasi klinis yang tidak selalu ada, tapi dapat termasuk:
Umunya, kode genetik seseorang terdiri atas kromosom X (gen perempuan) atau satu X dan satu Y (gen laki-laki).
Saat pembuahan, ibu memiliki satu kromosom dalam sel telur (X) dan ayah memiliki satu dalam sperma (X atau Y).
Baca juga: Sindrom Patau
Dalam situasi tertentu, jika sperma X bertemu dengan sel X, bayi akan berkelamin perempuan (46, XX).
Jika sperma memegang kromosom Y saat bertemu sel telur, bayi akan berkelamin laki-laki (46, XY).
Sindrom Klinefelter terjadi ketika ada ekstra kromosom X pada kode genetik.
Perubahan ini dapat terjadi sebelum kelahiran dan dapat terjadi dalam berbagai cara berbeda.
Cara tersebut adalah:
Terdapat perbedaan lain pada kode genetik saat terdapat kombinasi lain dari kromosom X dan Y yang lebih umum, disebut sebagai ‘variasi/sindrom X dan Y’.
Kondisi ini dapat tumpang tindih dengan sindrom Klinefelter, tetapi juga mungkin memiliki fitur berbeda dan dalam beberapa kasus lebih parah.
Untuk mendiagnosis sindrom Klinefelter, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya terkait gejala dan kesehatan penderitanya secara umum
Dokter juga mungkin akan memeriksa dada, penis, dan testis.
Baca juga: Kelamin Ganda
Selain itu, dokter juga mungkin akan menjalankan dua tes utama:
Sindrom Klinefelter dapat meningkatkan risiko:
Semakin awal penanganan Klinefelter dilakukan, semakin baik.
Salah satu pengobatan yang umum adalah terapi penggantian testosteron.
Pengobatan ini dapat dimulai saat pubertas dan bisa memacu perubahan tubuh yang khas, seperti rambut wajah dan suara yang lebih dalam.
Baca juga: 5 Penyebab Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir yang Bisa Terjadi
Hal ini juga dapat membantu dengan ukuran penis, otot, dan tulang yang lebih kuat, tetapi tidak akan memengaruhi ukuran testis dan kesuburan.
Selan itu, terapi penggantian testosteron sepnajang hiudp juga dapat membantu mencegah beberapa masalah jangka panjang yang datang dengan Klinefelter.
Perawatan lainnya meliputi:
Jika memiliki anak yang menderita Klinefelter, kegiatan ini dapat membantu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.