"Jadi makan cepat saat makan siang dapat menyebabkan makan lebih banyak saat makan malam," imbuhnya.
Mengutip Clean Eating, makan cepat juga telah dikaitkan dengan gastritis erosif.
Gastritis erosif merupakan peradangan yang menggerogoti lapisan lambung, menyebabkan luka yang dangkal dan terkadang dalam.
Salah satu alasan adalah orang yang makan terlalu cepat karena makanan berada di perut lebih lama untuk dilumatkan, sehingga lapisan lambung terkena lebih banyak asam.
Baca juga: Ini Dia Penyebab Kamu Suka Mengantuk Setelah Makan
Mengutip Live Strong, makan terlalu cepat kemudian bisa membuat tubuh mengalami sindrom metabolik.
Sindrom metabolik merupakan kondisi yang meningkatkan sekelompok risiko penyakit, seperti jantung, stroke, dan diabetes.
Studi pada Juli 2018 yang diterbitkan di BMC Public Health dan melibatkan hampir 8.000 orang menemukan bahwa makan terlalu cepat terkait dengan masalah:
Mengutip Clean Eating, makan terlalu cepat dapat menyebabkan diabetes karena kegemukan atau obesitas adalah penyebab utama resistensi insulin.
Namun, masalah kesehatannya juga bisa lebih dari itu.
Sebab, makan terlalu cepat membuat kita cenderung memilih makanan yang kurang sehat.
"Jadi dampak negatifnya mungkin tidak hanya dari asupan energi yang berlebihan," ujar Fear.
"Tetapi, juga dari jumlah aditif, gula dan biji-bijian olahan yang lebih tinggi, dan asupan makanan yang meningkatkan peradangan," imbuhnya.
Baca juga: Mengantuk Setelah Makan Tanda Kamu Alami Koma Makanan
Bagi sebagian dari kita mungkin makan terlalu cepat sudah merupakan kebiasaan, tetapi ada trik untuk meredakan kebiasaan buruk makan tersebut.
Mengutip Clean Eating, berikut cara untuk makan lebih lambat:
Baca juga: Penyebab Perut Buncit, Tak Hanya Pola Makan Tidak Sehat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.