Orang dengan depresi mungkin tidak dapat bercerita dan terbuka tentang apa yang terjadi karena penyebab dari depresi terkadang tidak dapat diketahui asalnya.
Seperti yang dikatakan di A Lust For Life, beberapa orang yang depresi memilih untuk tidak terbuka sama sekali, yang dapat mencegah mereka untuk mencari bantuan karena merasa dirinya tidak berharga.
Hal ini berbeda dari kesedihan biasa. Saat sedih, Anda mungkin ingin istirahat dan mengisolasi diri untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya, dapat bersosialisasi kembali.
Umum bagi orang yang sedih untuk memiliki perasaan negatif tentang diri sendiri dan hal-hal yang mengganggu mereka.
Namun, perasaan ini cenderung memudar seiring waktu, terlebih ketika akar masalahnya telah ditemukan.
Hal ini berbeda dengan orang yang depresi, yang terjebak dalam lingkaran negatif yang terus-menerus dapat meluas ke pikiran dan tindakan untuk menyakiti diri sendiri, atau bahkan bunuh diri.
Baca juga: Tips Mengatasi Depresi dengan Mengubah Gaya Hidup
Mampu pulih dari pengalaman buruk adalah indikator yang baik dari kesehatan mental Anda.
Apakah bermain dengan teman-teman Anda terasa tidak menyenangkan seperti dulu?
Padahal tidak ada yang berubah atau mungkin Anda merasa kesulitan untuk mempertahankan rutinitas yang telah direncanakan selama waktu yang lama?
Semua orang membutuhkan jeda.
Jika tidak, mereka berisiko burnout, yang ditandai oleh perasaan energi menipis atau kelelahan yang disebabkan oleh stres berkepanjangan dapat disalahartikan sebagai depresi.
Dengan burnout, Anda mungkin tidak dapat menyelesaikan tugas karena adanya jarak mental antara Anda dengan tugas tersebut, atau tidak ada energi karena stres yang telah dialami dalam waktu yang lama menumpuk.
Untuk menghindari burnout, cobalah beri waktu untuk setiap aspek kehidupan, seperti melakukan perjalanan semalam dengan teman-teman, pergi kencan buta, atau pergi ke kelas dansa.
Tetap aktif dan menjelajahi banyak hal dapat menghindari stagnasi.
Apakah Anda merasa lebih ringan setelah menangis?