Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Kekeliruan Memahami Konsep Diabetes (Bagian I)

Kompas.com - 08/08/2022, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Banting dan MacLeod tetap menyebut kontribusi Best dan Collip dalam temuan insulin. Hingga sepakat untuk membagi hadiah Nobel tersebut dengan Best dan Collip.

Selanjutnya riset tentang pemurnian insulin jadi fokus penelitian. Jadi ajang perlombaan berbagai institusi penelitian.

Akhirnya ditemukan insulin hasil teknologi DNA rekombinan. Teknologi berhasil memperoleh insulin manusia yang paling murni. Insulin yang lazim digunakan hingga saat ini.

Pada tahun 1941, Profesor Christian de Duve menemukan kembali glukagon. Penemuan ini disertai dengan pemahaman akan fungsi glukagon. Fungsi yang bersifat antagonis dengan insulin.

Penemuan glukagon mengarahkan penemuan berikutnya dalam bidang biologi seluler. Lisosom ditemukan sebagai organel yang melakukan autofagi setelah pemberian glukagon.

Selain lisosom juga ditemukan pengaruh glukagon pada peroksisom. Penemuan yang seharusnya sudah mengubah arah pemahaman penyakit diabetes melitus.

Kisah pengobatam Leonard Thompson adalah salah satu deskripsi pertama tentang gejala diabetes melitus di zaman modern.

Sebelumnya dalam berbagai peradaban kuno juga telah dikenal penyakit diabetes melitus. Hanya deskripsi yang lengkap berikut proses pengobatannya tidak sedetail proses pengobatan Leonard Thompson.

Pada kisah Leonard Thompson disebutkan jika anak tersebut sudah mengalami pembatasan asupan makanan.

Namun meski sudah demikian dikurangi, kadar gula darahnya tetap tinggi. Tidak sebanding dengan jumlah kalori yang masuk.

Kadar glukosa yang tinggi tanpa asupan yang memadai hanya dimungkinkan oleh proses katabolisme (pemecahan) cadangan glukosa.

Proses itu disebut glukoneogenesis jika pada jaringan lemak dan glikogenolisis pada jaringan otot dan liver.

Proses glukoneogenesis diketahui dipengaruhi oleh glukagon dan kortisol. Artinya, sangat mungkin penyebabnya adalah glukosa darah turun dan adanya proses peradangan.

Kortisol bekerja saat terjadi peradangan sekaligus juga berfungsi sebagai antiradang alami. Glukagon bekerja saat kadar glukosa menurun di darah dan otak.

Otak akan melepaskan sinyal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin dan norepinefrin akan memengaruhi pankreas untuk melepaskan glukagon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com