Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Kekeliruan Memahami Konsep Diabetes (Bagian I)

Kompas.com - 08/08/2022, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sayangnya, tidak hanya kondisi kekurangan glukosa saja yang dapat memicu pelepasan epinefrin dan norepinefrin. Kondisi stres psikologis pun dapat memicu pelepasan glukagon.

Hasilnya, adalah peningkatan kadar glukosa darah tanpa adanya asupan gula dari luar. Terlihat dari deskripsi pengobatan Leonard Thompson.

Sayangnya kesimpulan yang diambil Banting dan Best keliru. Seharusnya, diabetes bukan disebabkan oleh ketiadaan insulin, tapi aktivitas glukagon yang berlebihan!

Keyakinan diabetes disebabkan oleh kekurangan insulin melekat hingga kini. Sehingga seringkali mengabaikan temuan-temuan berikut yang berhubungan dengan diabetes. Temuan yang seharusnya sudah mengkoreksi konsep penyakit diabetes.

Pertama, temuan adanya mediator peradangan pada pasen diabetes. Baik tipe 1 ataupun tipe 2 ditemukan berbagai mediator peradangan. Seperti sitokin pada pankreas dan prostaglandin pada saluran kencing.

Kedua, temuan hal-hal yang memengaruhi pelepasan insulin. Pelepasan insulin dipengaruhi oleh hormon yang ada di saluran cerna.

Hal ini terlihat dari perbedaan pengaruh cara pemberian glukosa. Jika diberikan peroral akan merangsang pelepasan insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.

Sedangkan pemberian perenteral atau langsung ke pembuluh darah tidak merangsang pelepasan insulin dan penurunan kadar gula darah.

Pemberian peroral atau lewat makanan merangsang pelepasan hormon inkretin. Hormon inilah yang selanjutnya memengaruhi pelepasan insulin dan penurunan glukosa darah.

Artinya, peningkatan kadar glukosa melalui proses glukoneogenesis tidak akan merangsang pelepasan insulin. Bukan insulin yang diproduksinya berkurang.

Hal ini yang seharusnya menjadi konsep dari diabetes saat ini. Bukan akibat kekurangan produksi insulin, melainkan aktivitas glukoneogenesis yang meningkat oleh berbagai sebab.

Meski konsep ini tidak menghilangkan peran insulin dalam pengobatan diabetes. Namun posisinya adalah sebagai obat darurat saat kadar glukosa darah meningkat hebat.

Peningkatan hebat yang dikhawatirkan memicu reaksi segera sistem kardio vaskuler dan jaringan saraf.

Untuk penanganan seutuhnya, sedapat mungkin penggunaan insulin dihindari. Pemeriksaan yang memicu proses glukoneogenesislah yang seharusnya dilakukan. Proses yang bersamaan dengan terjadinya proses autogagi oleh lisosom.

Autofagi bukanlah terapi alternatif. Autofagi adalah dasar pemahaman metabolisme energi. Aliran energi di dalam tubuh. Dengan memahami mekanisme ini, banyak proses penyakit yang bisa dipahami.

Proses yang menyadarkan kita akan sikap terhadap diri kita sendiri. Manusia bukanlah mesin yang masing-masing "part"-nya berdiri sendiri.

Manusia adalah sistem yang terdiri berbagai sub sistem organ. Manusia juga merupakan sub sistem dari sebuah sistem yang teramat sangat besar. Semesta.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat. Bersambung baca artikel selanjutnya: Kekeliruan Tujuan Terapi Diabetes (Bagian II)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com