Beberapa dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi dan semprotan hidung. Apabila kondisi si kecil tak kunjung membaik, dokter bisa meresepkan antiobiotik atau obat lain.
Acetaminophen, ibuprofen, dan/atau kompres hangat dapat membantu mengatasi sakit kepala atau nyeri wajah.
Dokter juga dapat merujuk ke spesialis THT untuk memeriksa telinga, hidung, dan tenggorokan anak dengan instrumen khusus. Hal ini untuk mengetahui apakah ada septum menyimpang yang bisa menyebabkan anak lebih rentan terhadap masalah sinus.
Alergi bisa menjadi penyebab batuk anak Anda jika disertai dengan hidung berair dan mata gatal. Batuk yang disebabkan karena alergi biasanya muncul ketika si kecil terpapar alergen, seperti asap rokok, debu, atau bulu hewan.
Alergen memicu pelepasan histamin dan zat biokimia lainnya, yang menyebabkan peradangan, penyumbatan, postnasal drip kronis, dan batuk kronis pada ana-anak.
Kondisi ini biasanya hanyalah reaksi berlebihan tubuh terhadap alergen dan kebanyakan tidak membahayakan penderitanya.
Nasal spray atau semprotan hidung yang dijual bebas dapat membantu mengeringkan sekret hidung. Jika tidak memberi dampak positif, dokter mungkin meresepkan semprotan hidung kortikosteroid atau antihistamin.
Baca juga: 5 Gejala Infark Paru, Batuk Darah hingga Sesak Napas
Asma adalah masalah pernapasan yang memengaruhi saluran udara kecil di paru-paru, dan merupakan pemicu umum batuk kronis pada anak-anak.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, alergen yang dihirup, iritan seperti asap rokok, udara dingin dan kering, hingga aktivitas olahraga.
Gejala batuk kronis akibat asma umumnya ditunjukkan dengan kondisi mengi atau sesak napas, sensasi sesak di dada, dan batuk.
Saat konsultasi, dokter kemungkinan akan menanyakan riwayat gejala anak Anda, apakah ada eksim dan infeksi telinga berulang saat bayi, dsb.
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan tes fungsi paru untuk anak di atas 5 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.