KOMPAS.com - Jelang hari perkiraan lahir (HPL), sebagian ibu hamil mulai menunggu kontraksi dan pecahnya air ketuban. Namun, beberapa bumil mungkin bertanya-tanya apa saja ciri-ciri yang menandakan air ketubannya telah pecah.
Diketahui, air ketuban merupakan cairan yang melapisi atau melindungi janin selama kehamilan. Air ketuban juga berfungsi dalam mengatur suhu rahim dan membantu perkembangan janin.
Volume air ketuban umumnya meningkat dari bulan ke bulan hingga 1,2 liter saat kandungan berusia 38 minggu.
Baca juga: 6 Penyebab Ibu Hamil Kekurangan Cairan Ketuban
Sebelum atau saat persalinan, selaput ketuban akan pecah dan cairan pun keluar dari vagina. Momen pecahnya air ketuban bisa saja membuat kebanyakan wanita histeris hingga berteriak, atau tak sabar menghubungi dokter.
Setiap ibu hamil mungkin mengalami momen yang berbeda-beda saat air ketubannya pecah. Namun, ada 5 ciri-ciri umum yang dapat menunjukkan bahwa air ketuban Anda telah pecah, yaitu:
Saat ketuban pecah, beberapa ibu hamil mungkin merasakan rembesan atau tetesan secara perlahan hingga semburan air tiba tiba dari organ kewanitaan.
Jumlah air ketuban yang keluar tergantung pada seberapa besar robekan yang terjadi di vagina.
Selain itu, jika kantung ketuban pecah di bawah kepala bayi, maka cairan telah menumpuk dan akan menyembur keluar. Namun, bila peristiwa pecah ketuban terjadi lebih tinggi dari kepala, aliran air tidak akan terlalu deras.
Dalam banyak kasus, aliran cairan ketuban sering tidak terkontrol. Seorang bumil bisa saja mendapat total 2,5-3 cangkir cairan ketuban.
Apabila masih berada di rumah atau sedang dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan, Anda dapat mengatasi kebocoran ketuban dengan memakai pembalut atau duduk di atas handuk bersih.
Baca juga: Apa Saja Fungsi Air Ketuban bagi Janin?
Secara umum, cairan ketuban tidak berbau, meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin.
Air ketuban juga berwarna jernih dengan sedikit lendir. Pada beberapa wanita kemungkinan ditemukan sedikit garis-garis darah.
Sebagian besar ibu hamil merasakan tekanan saat air ketuban pecah. Beberapa bumil juga mendengar suara letupan sebelum ketuban bocor.
Bumil umumnya tidak merasakan sakit ketika air ketuban pecah. Namun, kontraksi dapat meningkat setelah air ketuban pecah.
Proses pecahnya air ketuban bisa saja terasa seperti inkontinensia urine atau kondisi saat seseorang sulit menahan buang air kecil hingga mengompol.
Bumil yang belum menyadari bahwa air ketubannya pecah kemungkinan berpikir bahwa ia ingin buru-buru ke toilet namun sebelum sampai di kloset, air sudah mengalir dengan deras.
Perlu diingat, cairan urine dan air ketuban memiliki perbedaan yang terlihat nyata.
Seperti dipaparkan pada poin ketiga, ketuban tidak berbau dan cenderung jernih. Sementara, urine bewarna kekuningan dan berbau seperti anomia.
Jika Anda masih tidak tahu apakah itu cairan ketuban atau air seni, cobalah duduk selama beberapa menit lalu berdiri. Apabila masih ada cairan yang keluar, kemungkinan itu merupakan air ketuban yang telah pecah.
Tekstur air ketuban sangat tipis dan cair. Hal itu berbeda dari keputihan yang kental dan memiliki variasi warna, dari bening hingga abu-abu.
Baca juga: Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Tanda, Penanganan, dan Cara Mencegah
Jika Anda mengalami tanda-tanda air ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan.
Tenaga kesehatan kemungkinan meminta Anda untuk tetap beristirahat di rumah apabila Anda belum merasakan kontraksi.
Kendati begitu, Anda dianjurkan segera ke rumah sakit dalam keadaan berikut: