Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Sindrom Metabolik dan Bahayanya

Kompas.com - 09/01/2023, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

  • Gula darah tinggi

Gula darah tinggi juga memicu sindrom metabolik. Gula darah tinggi yang dimaksud adalah pengukuran setelah Anda puasa selama 8 jam.

Diketahui, puasa atau tidak makan selama 8 jam menyebabkan tubuh mulai kehabisan gula darah dari makanan dan mulai menggunakan glukosa cadangan.

Namun, sebagian orang mungkin tetap memiliki hasil cek gula darah tinggi atau lebih dari 100 mg/dL. Inilah tanda bahaya yang dapat menyebabkan sindrom metabolik.

  • Tekanan darah tinggi

Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong arteri saat jantung memompa dan beristirahat. Jika tekanan darah lebih tinggi dari 130/85, Anda berisiko terkena sindrom metabolik.

Menjaga kadar kolesterol, tekanan darah, trigliserida, gula darah, serta mencegah timbunan lemak di perut adalah hal yang penting dilakukan agar tidak terkena sindrom metabolik.

Baca juga: 4 Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi yang Wajib Dihindari

Bahaya sindrom metabolik

Dikutip dari Mayo Clinic,  sindrom metabolik yang dipicu oleh timbunan lemak di perut, kolesterol, trigliserida, gula darah, dan tekanan darah tinggi berpotensi meningkatkan risiko terhadap:

    • Serangan jantung
    • Penyakit jantung koroner
    • Stroke
    • Diabetes.

Setelah menyimak apa itu sindrom metabolik dan bahayanya, pastikan Anda tidak lagi menyepelekan masalah kesehatan ini.

Pastikan Anda rutin berkonsultasi ke dokter untuk mengontrol perut buncit, kolesterol, trigliserida, dan tekanan darah agar kadarnya tetap ideal.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau