KOMPAS.com - Malaria dapat menimbulkan komplikasi berupa kejang, anemia, hingga koma. Untuk itu, ada baiknya Anda mengetahui cara mengobati malaria dan mencegah penyakit ini.
Dilansir dari NHS, penderita malaria umumnya mengeluhkan gejala seperti:
Keluhan tersebut umumnya timbul dalam tujuh hari setelah seseorang didigit nyamuk anopheles.
Baca juga: Mengenal 4 Ciri-ciri Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria
Seseorang yang terkena malaria perlu segera mendapat pertolongan medis agar terhindar dari kondisi yang mengancam jiwa.
Artikel ini akan memaparkan pengobatan dan cara mencegah malaria yang mungkin perlu Anda ketahui.
Penyakit malaria diobati dengan beberapa obat yang berfungsi untuk membunuh parasit penyebab penyakit tersebut. Dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu berdasarkan:
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa obat malaria yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit ini:
Klorokuin fosfat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah malaria.
Obat ini bekerja aktif dengan menghentikan tumbuhnya plasmodium pada sel darah merah di dalam tubuh.
Namun, klorokuin umumnya diberikan pada kondisi ringan akibat Plasmodium vivax.
Baca juga: 7 Gejala Penyakit Malaria Ringan sampai Parah
Terapi berguna untuk membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh.
Terapi ini dianjurkan untuk menangani malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) membuat suatu regimen kombinasi obat yang disebut dengan artemisin-based combination therapies (ACT).
Kombinasi obat tersebut adalah Artemether dan lumefantrine, serta Artesunate dan amodiaquine.
Ini merupakan obat rawat jalan untuk mengatasi malaria. Obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hmil dan anak-anak di bawah 8 tahun.