Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2023, 23:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Vagina longgar adalah kondisi saat otot-otot dasar panggul meregang. Hal ini membuat seorang wanita merasa lubang vaginanya membesar.

Untuk mengetahui apa saja pemicu atau penyebab vagina longgar, simak penjelasan berikut.

Baca juga: 5 Penyebab Mati Rasa pada Vagina Saat Bercinta dan Cara Mengobatinya

Pemicu vagina longgar

Ada tiga hal yang menyebabkan vagina longgar yaitu hubungan seks (penetrasi), persalinan, dan penuaan. Berikut penjelasannya.

  • Hubungan seks (penetrasi)

Saat merasakan gairah seksual, otot-otot vagina mengendur secara perlahan, sehingga bisa dilakukan hubungan seks melalui penetrasi.

Beberapa orang menganggap terlalu sering berhungan seks bisa menyebabkan vagina menjadi kendur dan tidak bisa kembali rapat.

Namun kenyataannya, vagina akan kembali ke ukuran atau bentuk semula beberapa saat setelah selesai bercinta.

  • Persalinan pervaginam

Tubuh mengalami banyak perubahan selama kehamilan dan setelah persalinan, antara lain:

  1. Kaki bengkak
  2. Berat badan turun atau bertambah
  3. Perubahan ukuran dan bentuk payudara
  4. Pertumbuhan panjang atau lebar kaki
  5. Stretch marks pada kulit

Selain perubahan fisik di atas, wanita juga mengalami perubahan pada vagina akibat melahirkan secara normal.

Baca juga: 4 Penyebab Vagina Terlalu Rapat Saat Berhubungan Seks

Pada persalinan normal atau pervaginam, otot-otot vagina akan meregang agar bayi bisa dilahirkan dengan mudah.

Dilansir dari Medical News Today, beberapa wanita mungkin merasa vaginanya longgar setelah melahirkan buah hati.

Hal ini karena adanya kerusakan pada kulit, jaringan, atau otot saat proses persalinan.

Akan tetapi, seiring waktu vagina dapat kembali kencang, meski tak sekencang sebelum melahirkan.

  • Penuaan

Tubuh berubah seiring bertambahnya usia. Kulit dan otot secara bertahap menjadi kurang kencang.

Penuaan juga menyebabkan vagina wanita terasa lebih longgar dari sebelumnya.

Terlebih, ketika wanita telah menopause, di mana kadar hormon estrogen mengalami penurunan drastis.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau