Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napas Anak Cepat Saat Demam, Tanda Penyakit Apa?

Kompas.com - 12/11/2023, 10:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Ayah dan ibu tentu merasa khawatir saat anaknya sedang sakit. Terlebih jika si kecil mengalami demam disertai dengan kenaikan laju pernapasan.

Orangtua yang menemui napas anak cepat saat demam sebaiknya memang perlu segera berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Bintik Merah Saat Anak Demam, Bisa Jadi Gejala Apa?

Napas anak cepat saat demam bisa menjadi salah satu gejala atau tanda masalah pernapasan seperti pneumonia dan bronkiolitis.

Sebelum menyimak penjelasannya, Anda mungkin perlu mengetahui laju pernapasan yang normal pada anak.

Berapa laju pernapasan normal pada anak?

Dilansir dari WebMD, laju pernapasan normal anak bisa berbeda-beda tergantung usia si kecil.

Cara menghitung napas anak dapat dilakukan dengan meletakkan tangan orangtua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napas anak dalam 1 menit.

Berikut laju pernapasan normal pada anak:

  • 0-6 bulan: 30-60 napas per menit
  • 6-12 bulan: 24-30 napas per menit
  • 1-5 tahun: 20-30 napas per menit
  • 6-12 tahun: 12-20 napas per menit
  • 12 tahun ke atas: 12-20 napas per menit.

Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka pada anak tersebut terdapat kondisi sesak napas.

Baca juga: 5 Penyebab Anak Sering Demam, Orangtua Perlu Tahu

Napas anak cepat saat demam, tanda apa?

Hampir semua anak tampak bernapas lebih cepat dari biasanya saat mengalami demam tinggi. Namun, orangtua perlu waspada jika napas tampak sangat cepat atau sebanyak 50 kali per menit.

Pasalnya, napas anak cepat saat demam bisa menjadi tanda penyakit ini:

  • Pneumonia

Pneumonia adalah radang paru akut yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, misalnya bakteri atau virus.

Menurut data WHO, pneumonia menjadi penyebab 15% dari seluruh kasus kematian anak balita di dunia.

Selain itu, ternyata pneumonia merupakan penyakit yang lebih mematikan untuk anak dibanding diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak.

Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala pneumonia biasanya didahului dengan demam dan gejala infeksi saluran pernapasan atas akut, misalnya batuk, yang kemudian memburuk menjadi sesak napas.

Mengenali secara dini gejala sesak pada anak penting untuk diketahui orangtua agar anak dapat segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat dan mendapat pertolongan secara cepat dan tepat.

Baca juga: Demam Berdarah Bisa Jadi Penyebab Stunting Pada Anak, Ini Saran Dokter

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau