KOMPAS.com - Kebiasaan menahan buang air kecil ternyata tidak baik untuk kesehatan. Lalu, apa akibat menahan buang air kecil?
Ternyata, menahan buang air kecil secara terus-menerus dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, nyeri, kerusakan otot lantai pelvis.
Untuk lebih jelasnya, ketahui beberapa akibat menahan buang air kecil berikut ini.
Baca juga: 5 Masalah Kesehatan Akibat Menahan Buang Air Kecil
Kebiasaan menahan buang kecil tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, namun juga akan meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius.
Disarikan dari Medical News Today dan Healthline, berikut adalah beberapa akibat menahan buang air kecil yang perlu diketahui.
Menahan buang air kecil dapat memicu rasa sakit atau tidak nyaman pada area kandung kemih atau ginjal.
Kebiasaan ini juga akan membuat buang air kecil terasa sakit dan menyebabkan kram pada area pelvis setelahnya.
Menahan buang air kecil dalam waktu yang lama dapat membuat bakteri berkembang biak sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih.
Orang-orang yang jarang minum air putih memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami infeksi saluran kemih karena kandung kemih tidak memberikan sinyal untuk buang air lebih sering.
Baca juga: 5 Akibat Menahan Buang Air Kecil yang Perlu Diwaspadai
Kebiasaan menahan pipis juga dapat membuat kantung kemih melebar sehingga akan lebih sulit atau tidak mungkin untuk berkontraksi dan mengeluarkan urine secara normal.
Kondisi ini perlu diatasi secara medis dan pemasangan kateter mungkin akan dilakukan.
Terlalu sering menahan kencing dapat memengaruhi kesehatan otot lantai pelvis, atau pelvic floor muscle, termasuk sfingter uretra.
Kerusakan pada otot lantai pelvis dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine sehingga seseorang kesulitan untuk menahan urine.
Menahan kencing dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal, khususnya pada orang-orang yang memiliki riwayat medis ini atau memiliki kadar mineral yang tinggi di dalam urine.
Urine umumnya mengandung jenis mineral, seperti uric acid dan kalsium oksalat.