Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Peter Pan Syndrome? Berikut Ulasannya...

Kompas.com - 16/06/2024, 12:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Peter Pan Syndrome menggambarkan orang dewasa yang kekanak-kanakan.

Mengutip Cleveland Clinic, Peter Pan Syndrome adalah istilah yang berasal dari karakter fiksi bernama Peter Pan karya JM Barrier pada 1902. Jadi, Peter Pan Syndrome bukanlah diagnosis resmi untuk gangguan kesehatan mental.

Baca juga: Apakah Anda Mengidap Peter Pan Syndrome? Ini Ciri-cirinya...

Pengidap sindrom ini menunjukkan serangkaian perilaku sosial, ideologi, dan sifat yang dianggap belum dewasa.

Dalam kebanyakan kasus, orang dengan Peter Pan Syndrome kesulitan untuk berkomitmen, mempertahankan pekerjaan, melakukan pekerjaan rumah tangga, memenuhi tanggung jawab, dan menentukan arah hidup.

Siapa pun bisa mengidap Peter Pan Syndrome, tetapi lebih sering dialami oleh laki-laki daripada perempuan.

Baca terus artikel ini yang akan membahas kemungkinan penyebab dari gangguan kesehatan mental ini.

Baca juga: Kenali Apa Itu Peter Pan Syndrome, yang Berakibat Sulit Tumbuh Dewasa

Apa penyebab Peter Pan Syndrome?

Peter Pan Syndrome bukanlah diagnosis resmi terkait gangguan kesehatan mental, jadi belum banyak penelitian mengenai penyebabnya.

Namun, ada beberapa pendapat ahli bahwa penyebab Peter Pan Syndrome dipengaruhi oleh beberapa hal berikut, seperti yang dikutip dari Choosing Therapy:

  • Pola asuh permisif

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif memungkinkan ia tumbuh menjadi orang dengan Peter Pan Syndrome.

Pola asuh permisif pada anak berarti memperbolehkan dan mengizinkan anak mendapatkan dan melakukan segala hal yang ia inginkan.

Biasanya, pola asuh ini tidak memberikan anak pengetahuan yang cukup tentang konsekuensi dari setiap tindakannya.

Anak-anak pada akhirnya belajar bahwa mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan, yang menghasilkan mentalitas yang tidak realistis saat memasuki masa dewasa.

  • Pola asuh yang terlalu protektif

Pola asuh yang terlalu protektif juga buruk untuk perkembangan anak. Dalam hal ini, anak dibesarkan dengan keyakinan bahwa dunia luar itu berbahaya.

Sehingga, anak akan sulit percaya diri untuk menghadapi sendiri situasi di luar, mereka menjadi terlalu terikat, merasa tidak aman, dan mungkin kesulitan untuk melepaskan diri dari peran orangtua.

Anak-anak ini cenderung tidak mengembangkan mentalitas atau keterampilan yang diperlukan untuk masuk ke masa dewasa yang bertanggung jawab penuh.

Baca juga: Apakah Kesepian Merupakan Masalah Kesehatan Mental?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com