Untuk merespons hal itu, tubuh akan meningkatkan produksi insulin untuk menetralkan lonjakan kadar gula darah.
Pola lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang tidak menentu sepanjang hari ini dapat menyebabkan tren variabilitas glikemik yang tinggi atau perubahan dan fluktuasi glukosa yang dramatis.
Variabilitas glikemik yang tinggi dapat menyebabkan fluktuasi energi dan kelelahan, perubahan suasana hati, dan bahkan meningkatkan risiko pradiabetes, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Apakah Aman Ibu Hamil Minum Soda? Berikut Faktanya...
Jumlah gula tambahan yang tinggi dalam soda dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan kolesterol baik dalam darah.
Menurut sebuah studi 2020 dalam Journal of the American Heart Association, orang dewasa yang sering minum soda memiliki risiko 98 persen lebih tinggi mengalami kadar HDL rendah (kolesterol baik) dan peluang 53 persen lebih tinggi mengalami trigliserida tinggi.
Jika gula dari soda tidak digunakan untuk aktivitas fisik, hati akan mengubah gula menjadi lemak (trigliserida). Pada gilirannya, hal ini mengakibatkan penyakit perlemakan hati.
Sangat umum orang yang biasa minum soda secara teratur selama bertahun-tahun mendapatkan diagnosis penyakit perlemakan hati.
Sebuah penelitian menemukan bahwa pemanis buatan, seperti yang ditemukan dalam soda diet, dapat berdampak negatif pada mikrobioma usus dan kontrol glikemik.
Penelitian lain menunjukkan adanya hubungan antara pemanis buatan dan peningkatan risiko disfungsi metabolik seperti diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
Demikianlah sejumlah dampak minum soda setiap hari bagi kesehatan.
Jika mempertimbangkan semua risiko di atas, lebih baik membatasi konsumsi minuman soda dan mengandung pemanis buatan lainnya.
Baca juga: Benarkah Soda Diet Lebih Sehat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.