KOMPAS.com - Sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa bagian, salah satu yang penting adalah ovarium.
Ovarium berperan memproduksi sel telur dan hormon untuk menstruasi dan kehamilan.
Namun, beberapa kondisi medis tertentu dapat mengganggu fungsinya, seperti kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
Baca terus artikel ini yang akan mengulas mengenai anatomi dan fungsi ovarium.
Baca juga: Kenali Apa Itu Kanker Ovarium, Penyebab, dan Gejalanya
Dikutip dari WebMD, ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita dan juga sistem endokrin.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari banyak bagian yang berada di dalam dan di luar. Ovarium merupakan bagian dari sistem yang berada di dalam, sama seperti tuba falopi dan rahim.
Mengutip Cleveland Clinic, kelenjar kecil ini berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim di perut bagian bawah.
Ovarium berada pada tempatnya ditahan oleh otot dan ligamen di panggul Anda.
Ligamen ovarium menghubungkan ovarium ke rahim. Namun, rahim dan ovarium tidak bersentuhan.
Baca juga: Apa Saja Gejala Kanker Ovarium? Berikut Ulasannya...
Kelenjar ini berbentuk oval dan keras dengan sedikit tekstur.
Warnanya berkisar dari abu-abu muda hingga putih.
Ukuran ovarium berubah berdasarkan usia. Ovarium akan mengecil seiring bertambahnya usia.
Ovarium bisa sebesar buah kiwi (sekitar 6 sentimeter) sebelum menopause dan bisa sekecil 2 sentimeter (atau seukuran kacang merah) setelah menopause.
Ukuran rata-rata ovarium adalah sekitar 4 sentimeter.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran ovarium menurun setiap dekade kehidupan setelah seorang wanita berusia 30 tahun.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Ovarium?
Disari dari WebMD dan Very Well Health, ovarium memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
Setiap wanita dilahirkan dengan mengandung sel telur.
Jumlahnya sekitar 1 juta di setiap ovarium.
Itu berarti bahwa saat bayi berada di dalam rahim, ovarium sudah sibuk memproduksi sel telur.
Sel telur yang belum matang tersebut disimpan di dalam ovarium dalam kantung kecil yang disebut folikel ovarium. Setiap ovarium memiliki ribuan folikel.
Ovarium melepaskan sel telur ini sesuai dengan pola siklus menstruasi Anda.
Sehingga, saat Anda kemungkinan besar akan menerima menstruasi pertama, jumlah sel telur di setiap ovarium adalah sekitar 200.000–400.000.
Selama masa subur, sekitar 300–500 sel telur akan berkembang dan dilepaskan selama ovulasi.
Setelah menopause, ovarium akan berhenti memproduksi sel telur dan mengalami atrofi (mengecil).
Baca juga: Makanan untuk Penderita Kanker Ovarium
Ovarium sensitif terhadap efek dan perubahan sistem endokrin atau hormonal.
Kelenjar ini merespons dan memproduksi hormonnya sendiri sesuai kebutuhan tubuh.
Hormon yang diproduksi ada dua jenis, yaitu estrogen dan progesteron.
Estrogen merupakan hormon penting bagi kedua jenis kelamin, meskipun lebih sedikit diproduksi oleh pria.
Selain ovarium, kelenjar adrenal dan lemak tubuh juga dapat mengeluarkan estrogen.
Dalam sistem repduksi, estrogen memiliki tugas untuk:
Baca juga: Cara Mengurangi Risiko Kanker Ovarium
Progesteron adalah hormon penting lainnya. Kadarnya meningkat pada paruh kedua siklus menstruasi untuk mempersiapkan rahim menghadapi kemungkinan kehamilan.
Hal ini terjadi dengan menyebabkan garis rahim menebal, sehingga sel telur dapat menempel dan juga dengan menghambat kontraksi otot rahim.
Jika seorang wanita hamil, kadar progesteron akan tetap tinggi selama kehamilan untuk menghentikan tubuh memproduksi sel telur tambahan dan membantu mempersiapkan payudara untuk produksi ASI.
Jika tidak hamil, kadar progesteron dalam tubuh akan turun hingga siklus menstruasi berikutnya.
Baca juga: 6 Faktor Risiko Kanker Ovarium
Setiap bulan, sekitar 10–12 folikel sel telur akan mulai berkembang.
Satu folikel akan terus menghasilkan sel telur yang matang. Sisanya akan diserap kembali ke dalam jaringan ovarium.
Sekitar 14 hari setelah siklus menstruasi, sel telur yang matang akan dilepaskan dalam proses yang disebut ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, folikel yang kosong dikenal sebagai korpus luteum. Folikel ini akan menghasilkan progesteron dan hormon lain yang penting untuk kehamilan selama sekitar 14 hari.
Progesteron membantu mempersiapkan dan menebalkan lapisan rahim untuk implantasi, jika terjadi pembuahan sel telur dengan sperma.
Jika pembuahan terjadi, dukungan hormonal ini akan terus berlanjut selama kehamilan untuk mencegah sel telur lainnya matang.
Jika pembuahan tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun, korpus luteum akan mengalami degenerasi, dan menstruasi akan dimulai.
Baca juga: Perbedaan Kanker Ovarium dan Kanker Serviks
Banyak kondisi dan gangguan yang dapat memengaruhi ovarium, menyebabkan nyeri, mual, dan masalah kesuburan.
Penyakit yang memengaruhi ovarium meliputi:
Masalah kesehatan di atas akan mememunculkan rasa nyeri, yang bisa terjadi bersamaan dengan ovulasi.
Meskipun nyeri perut yang parah dapat disebabkan oleh banyak hal, konsultasikan dengan dokter Anda, karena nyeri tersebut mungkin juga merupakan gejala masalah pada ovarium Anda.
Baca juga: Gejala Kanker Ovarium pada Stadium Awal dan Lanjut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.