Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter: Osteoporosis Bisa Dicegah sejak Anak-anak

Kompas.com - 21/10/2024, 05:00 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com - Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh sehingga berisiko lebih tinggi untuk terjadinya pecah atau retak dibandingkan tulang yang normal.

Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang tua.

Pencegahan osteoporosis bisa dilakukan sejak masa anak-anak.

"Pencegahan osteoporosis dapat dilakukan sejak usia anak-anak sampai dengan sekitar 20 tahun. Karena mulai usia 30 tahun sudah mulai terjadi proses osteoporosis," kata Pakar Gizi Klinik dari Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang Dokter Annta Kern Nugrohowati MSi Sp GK, Minggu (20/10/2024), seperti ditulis Antara.

Baca juga: Manfaatkan Teknologi AI, Diagnosis Osteoporosis Hanya Butuh Waktu 6 Detik

Hal tersebut disampaikannya merefleksikan peringatan World Osteoporosis Day (WOD) atau Hari Osteoporosis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 20 Oktober.

Menurut Annta, sebenarnya osteoporosis merupakan suatu proses yang normal karena pembentukan tulang dimulai dari masa anak-anak sampai kurang lebih maksimal di usia 30 tahun.

Setelah usia 30 tahun, kata dokter spesialis gizi klinik tersebut, nantinya akan terjadi pengeroposan tulang karena memang terkait dengan hormon.

"Untuk pencegahan osteoporosis adalah tentu saja bagaimana memastikan massa tulang sebelum usia 30 tahun itu dalam kondisi yang betul-betul baik," katanya.

Artinya, katanya, sejak masa kanak-kanak, remaja, kemudian dewasa ketercukupan kalsium yang merupakan salah satu sumber pembentukan tulang itu harus terpenuhi, yakni antara 700-1.000 miligram per hari.

"Nah, kalau kebutuhan kalsium tercukupi, Insya Allah massa tulang itu juga cukup. Sehingga ketika saatnya nanti karena proses fisiologis ketika hormon memang secara bertahap mengalami penurunan, terjadi penipisan tulang maka tipisnya tidak cepat," katanya.

Jadi, saat sudah usia lanjut maka penipisan tulangnya masih bisa ditoleransi sehingga tidak yang betul-betul tipis yang menjadikan atau menyebabkannya mudah patah.

Sedangkan untuk usia 30 ke atas, lanjut Annta, memang ada upaya-upaya untuk memperlambat proses resorbsi kalsium akibat proses hormonal efek dari hormonal yang mulai berkurang.

"Karena itu, pastikan kecukupan kalsium dan tidak lupa vitamin D. Karena mempermudah absorbsi kalsium, juga membantu proses salah satunya penulangan," kata Annta.

Baca juga: Apakah Kalsium Dapat Mencegah Osteoporosis? Ini Penjelasannya...

Sumber kalsium dari makanan, kata Annta, bisa didapatkan dari mengonsumsi susu, ikan, keju, dan beberapa macam sayuran, seperti bayam yang bisa dikonsumsi setiap hari.

"Kemudian, untuk vitamin D bisa diperoleh dari dua, yakni dari makanan dan dari paparan matahari. Kalau dari paparan sinar matahari bisa lakukan kegiatan rutin, misalnya berjemur. Dari makanan bisa konsumsi minyak ikan sebagai salah satu sumber vitamin D," katanya lagi.

Berikutnya, kata Annta, yang harus dipastikan adalah kecukupan dari protein yang memang tidak bisa dilepaskan dari penulangan.

"Jadi konsumsi protein pun harus cukup untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Sebelum usia 30 tahun kecukupan protein harus cukup, ketika usia di atas 30 maka ketercukupan protein juga harus cukup," katanya.

Perbedaannya, sebelum usia 30 tahun berguna untuk pembentukan massa tulang, sedangkan setelah usia 30 kegunaannya adalah untuk meminimalkan penipisan tulang.

"Kemudian, lakukanlah olahraga karena menjadi salah satu upaya memperkuat tulang, dan juga nanti membantu kekuatan tulang. Lakukan secara rutin. Dan tidak kalah penting menjaga berat badan," ujar Annta lagi.

Di sisi lain, Annta juga menyampaikan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari karena bisa mempercepat pengeroposan tulang, antara lain makanan yang tinggi garam, tinggi gula, dan alkohol.

"Makanan-makanan tersebut akan mengganggu, baik absorbsi kalsium dan vitamin D maupun mengganggu penyerapan, juga mempercepat pengeluaran kalsium dari tubuh. Padahal, kalsium dibutuhkan untuk tetap berada di tulang dalam jumlah cukup untuk mempertahankan massa tulang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau