KOMPAS.com - Melampiaskan amarah secara meledak-ledak menjadi sebuah fenomena sekarang ini di Tanah Air.
Dalam kurun waktu sebulan terakhir, sudah banyak peristiwa yang menggambarkan individu yang mengalami ledakan emosi dan tak jarang hingga melukai orang lain.
Contohnya, Razman Arif Nasution yang mengamuk ke Hotman Paris di dalam ruang sidang kasus dugaan pencemaran nama baik di Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut) pada 6 Februari lalu.
Di momen bersamaan, Firdaus Oiwobo selaku pengacara Razman membuat situasi semakin ricuh dengan naik ke meja sidang.
Belum lama ini juga terjadi penusukan ke kondektur DAMRI oleh sopir Mitsubishi Pajero, pada Minggu (9/2/2025).
Baca juga: Belajar Kasus Razman-Firdaus: Pentingnya Mengelola Amarah
Menurut pemberitaan Kompas.com sebelumnya, sopir Pajero menyerobot antrean di depan bus DAMRI saat akan mengisi bensin.
Tak terima ditegur kondektur, sopir Pajero dengan amarah tinggi menusuk korban.
Di awal bulan ini, pada 1 Februari 2025, viral video yang memperlihatkan seorang gadis dari Pemalang yang mengamuk sambil membawa senjata tajam.
Ia mengancam akan membunuh ibunya hanya lantaran keinginannya untuk membeli skincare tidak dituruti.
Itu hanya sedikit contoh peristiwa seseorang yang mengalami ledakan amarah.
Dikutip dari Help Guide, amarah sebenarnya emosi normal pada manusia.
Namun, jika dibiarkan terus bisa memberikan efek negatif, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Sehingga, fenomena ini perlu diatasi dengan langkah-langkah untuk mengelola amarah.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas mengenaik apa itu amarah dan bagaimana mengelola amarah.
Baca juga: Kendalikan Amarah agar Terhindar dari Sakit Jantung
Amarah adalah bagian dari emosi normal pada manusia.