Terkadang, penyumbatan pembuluh darah berlangsung sementara dan tidak menyebabkan kematian sel otak permanan.
Kondisi sementara tersebut kemudian disebut sebagai stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA).
Seseorang bisa terkena penyakit stroke juga karena pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah.
Kebocoran itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tekanan darah tinggi, tonjolan pada titik lemah dindin pembuluh (aneurisma), endapan protein, berlebihan konsumsi obat pengencer darah, dan stroke iskemik.
Darah yang bocor itu akan menyebabkan otak membengkak, meningkatkan tekanan di dalam otak, yang pada akhirnya bisa merusak sel-sel di dalamnya.
Stroke yang disebabkan oleh masalah ini disebut sebagai stroke hemoragik.
Baca juga: Penyumbatan Pembuluh Darah Bisa Sebabkan Stroke, Ini Gejalanya...
Ada juga beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terkena penyakit stroke, yaitu:
Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), sebanyak 82-90 persen faktor risiko penyakit stroke bisa dikendalikan.
Dengan mengendalikan faktor risiko tersebut seseorang bisa menghindari untuk terkena penyakit stroke.
Faktor risiko penyakit stroke yang bisa dikendalikan meliputi tekanan darah tinggi, kegemukan, kurang aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan merokok.
Jika Anda memiliki sejumlah faktor risiko terkena penyakit stroke, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk memeriksa tingkat risikonya dan cara mengatasinya.
Baca juga: Stroke Bisa Dicegah, Ini 10 Caranya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.