KOMPAS.com - Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang berguna untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Penyebab
Melansir Mayo Clinic, penyebab anemia defisiensi besi meliputi:
Baca juga: 4 Penyebab Anemia Defisiensi Besi yang Perlu Diwaspadai
- Kehilangan darah
- Asupan zat besi yang tidak memadai
- Ketidakmampuan untuk menyerap zat besi akibat gangguan usus
- Kehamilan
- Endometriosis
Faktor risiko
Mengutip Healthline, beberapa orang mungkin berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi besi karena faktor-faktor berikut:
- Wanita dalam usia subur atau hamil
- Pola makan yang buruk
- Sering mendonor darah
- Bayi dan anak-anak, terutama yang lahir prematur atau mengalami percepatan pertumbuhan
- Vegetarian yang tidak mengganti daging dengan makanan kaya zat besi lainnya
Komplikasi
Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat anemia defisiensi besi, meliputi:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur hingga menyebabkan gagal jantung atau pembesaran jantung
- Komplikasi kehamilan, seorang anak mungkin lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah
- Keterlambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak.
Baca juga: 10 Gejala Anemia Defisiensi Besi yang Perlu Diketahui
Gejala
Berdasarkan Healthline, berikut tanda atau gejala anemia defisiensi besi yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Merasa lemah atau kelelahan
- Kulit pucat
- Sesak napas
- Pusing
- Sakit kepala
- Tangan dan kaki dingin
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Lidah bengkak atau nyeri
- Kuku rapuh
- Perasaan kesemutan di kaki
- Keinginan untuk memakan barang-barang yang bukan makanan.
Segera hubungi dokter Anda jika mengalami gejala di atas untuk pemeriksaan dan penanganan yang lebih lanjut.
Diagnosis
Pemeriksaan darah
- Melihat ukuran dan warna sel darah merah untuk mendeteksi anemia defisiensi besi
- Mengukur persentase volume darah yang dibuat oleh sel darah merah
- Mengukur kadar hemoglobin
- Mengukur feritin atau protein yang membantu menyimpan zat besi dalam tubuh.
Baca juga: Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Penyebab, Cara Mengetahui, dan Mencegah
Tes tambahan
- Dilakukan jika pemeriksaan darah menunjukkan anemia defisiensi besi
- Endoskopi, mencari sumber perdarahan
- Kolonoskopi, melihat ke dalam usus besar dan rektum untuk mencari pendarahan internal
- USG, mencari penyebab perdarahan menstruasi yang berlebihan, seperti fibroid rahim.
Perawatan
Menurut Healthline, terdapat jenis-jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi anemia defisiensi besi, di antaranya:
- Suplemen zat besi, membantu mengembalikan kadar zat besi dalam tubuh
- Diet yang mencakup makanan kaya zat besi untuk membantu mengobati atau mencegah kekurangan zat besi
- Suplemen vitamin C, membantu tubuh Anda menyerap zat besi
- Mengobati penyebab yang mendasari pendarahan, seperti pil KB untuk wanita yang mengalami menstruasi berat
- Transfusi darah dapat menggantikan zat besi dan kehilangan darah dengan cepat pada kondisi kronis.
Pencegahan
Dilansir dari Mayo Clinic, risiko mengalami anemia defisiensi besi dapat dikurangi dengan menjaga pola makan yang memiliki kandungan sebagai berikut:
Baca juga: Cara Mencegah Anemia Defisiensi Besi Sebelum, Saat, dan Setelah Hamil
Zat besi
- Daging
- Sereak
- Roti
- Makanan laut
- Kacang
- Sayuran hijau.
Vitamin C
- Jeruk
- Kiwi
- Tomat
- Pepaya
- Melon
- Sayuran hijau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.