Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2021, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trombosis arteri merupakan bekuan darah di arteri. Keberadaan bekuan ini merupakan kondisi serius karena dapat menghambat laju darah ke organ vital.

Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh dan otot jantung.

Keberadaan hambatan laju darah ke otot jantung berpotensi menyebabkan serangan jantung. Sementara itu, jika penyumbatan terjadi di arteri otak, berpotensi menyebabkan stroke.

Baca juga: Kenali Apa itu Trombosis, Penyebab, Gejala, sampai Cara Mengatasinya

Gejala

Gejala pada trombosis arteri tergantung pada lokasi bekuan darah terbentuk. Beberapa gejalanya, meliputi:

  • sakit di satu kaki atau lengan yang bengkak
  • sakit dada
  • mati rasa di satu sisi tubuh
  • kelemahan pada satu sisi tubuh
  • perubahan mental.

Di sisi lain, banyak orang tidak mengalami gejala pembekuan darah di arteri hingga terbentuk komplikasi lebih lanjut akibat terhambatnya aliran darah ke bagian tubuh.

Penyebab

Trombosis arteri biasanya memengaruhi orang-orang yang arterinya tersumbat oleh timbunan lemak. Kondisi ini disebut aterosklerosis.

Timbunan tersebut menyebabkan arteri mengeras dan menyempit dari waktu ke waktu dan meningkatkan risiko pembekuan darah.

Hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena aterosklerosis, yaitu:

  • penuaan
  • merokok
  • pola makan tidak sehat
  • kurang berolahraga
  • kelebihan berat badan atau obesitas
  • minum alkohol dalam jumlah berlebihan secara teratur
  • kondisi kesehatan lainnya, seperti tekanan darah atau kolesterol tinggi, diabetes
  • riwayat keluarga dengan aterosklerosis
  • keturunan asia selatan, afrika atau afrika-karibia.

Baca juga: Trombosis Vena Dalam: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah

Trombosis arteri juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi yang membuat darah lebih menggumpal, seperti fibrilasi atrium atau sindrom antifosfolipid.

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat trombosis arteri, meliputi:

  • serangan jantung
  • stroke
  • serangan iskemik transien
  • iskemia ekstremitas kritis (komplikasi penyakit arteri perifer).

Diagnosis

Dokter akan melakukan bertanya soal riwayat medis pribadi dan keluarga. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik seperti mengetes tekanan darah dan mendengar detak jantung.

Jika terdapat dugaan serangan jantung, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memeriksa keberadaan protein yang disebut troponin.

Selain itu, dokter juga akan melakukan USG untuk mendeteksi adanya gumpalan pada arteri.

Tes lain yang mungkin dilakukan, meliputi:

  • elektrokardiogram
  • angiogram.

Perawatan

Terdapat dua cara untuk menangani trombosis arteri, yaitu pengobatan dan operasi.

Baca juga: Arteriosklerosis

Perawatan dapat dilakukan sebagai berikut:

  • suntikan obat pelarut gumpalan darah bernama trombolitik
  • operasi pengangkatan gumpalan darah (embolektomi)
  • operasi pelebaran arteri yang terkena, seperti angioplasti
  • operasi untuk mengalihkan darah di sekitar arteri yang tersumbat, seperti cangkok bypass arteri koroner (pembuluh darah diambil dari bagian tubuh lain untuk memotong penyumbatan arteri yang menyumbat di otot jantung)

Pencegahan

Jalani gaya hidup sehat untuk terhindar dari gangguan penyumbatan arteri, seperti:

  • jangan merokok
  • rajin berolahraga
  • mengurangi jumlah garam dan lemak jenuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com