KOMPAS.com - Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kupu-kupu, berukuran kecil, dan berada pada leher bagian depan, tepatnya di bawah jakun.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi untuk mengendalikan proses metabolisme, seperti mengatur denyut jantung dan mengubah makanan menjadi energi.
Namun, terdapat kondisi yang menyebabkan kadar hormon tiroid di dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi ini disebut hipertiroidisme.
Baca juga: Gejala Hipertiroid dan Komplikasinya
Hipertiroidisme dapat menyebabkan proses metabolisme tubuh berlangsung semakin cepat dan menimbulkan berbagai gejala.
Penyakit ini juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius jika tidak mendapat penanganan yang tepat, seperti masalah jantung dan siklus haid yang tidak teratur.
Dirangkum dari Healthline dan WebMD, gejala hipertiroidisme muncul akibat metabolisme tubuh yang dipercepat.
Gejala-gejala ini dapat dirasakan secara perlahan maupun mendadak, seperti:
Baca juga: 6 Makanan Pantangan Penderita Hipertiroid
Selain itu, terdapat beberapa tanda fisik yang dialami oleh penderita hipertiroidisme, yakni:
Dikutip dari Medline Plus, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan hipertiroidisme, yaitu:
Merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan kelenjar tersebut memproduksi terlalu banyak hormon.
Penyakit ini adalah kondisi yang paling sering menyebabkan hipertiroidisme.
Tumbuhnya nodul atau tumor pada kelenjar tiroid dapat menyebabkan hipertiroidisme.
Merupakan peradangan yang dapat menyebabkan kebocoran pada kelenjar tiroid sehingga hormon tiroid yang disimpan bocor hingga ke aliran darah.
Yodium atau iodium merupakan komponen yang digunakan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi yodium, seperti makanan laut dapat menyebabkan hipertiroidisme.
Baca juga: Beda Gejala Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena hipertiroidisme, yaitu:
Dikutip dari Mayo Clinic, dokter akan melakukan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan penderita, serta melakukan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kelenjar tiroid saat penderita menelan untuk melihat perubahan ukuran pada kelenjar tersebut.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon tiroid dan kadar thyroid-stimulating hormone (TSH).
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi penyebab hipertiroidisme, seperti:
Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan zat radioaktif yang mengandung yodium dosis rendah untuk mendeteksi masalah pada kelenjar tiroid.
Baca juga: Beda Penyebab Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, dokter akan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah.
Pemeriksaan ini menggunakan kamera khusus untuk menghasilkan gambar kelenjar tiroid dan menunjukkan kadar yodium pada kelenjar tiroid.
Menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk memeriksa kondisi kelenjar tiroid dan mendeteksi adanya nodul atau tumor pada kelenjar tersebut.
Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Family Doctor, metode penanganan hipertiroidisme akan disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahan gejala.
Penanganan hipertiroidisme bertujuan untuk mengontrol dan mengembalikan kadar normal hormon tiroid, meredakan gejala, serta mencegah komplikasi.
Berikut beberapa metode penanganan untuk mengatasi hipertiroidisme:
Obat methimazole atau propylthiouracil (PTU) dapat menghambat atau menghentikan produksi hormon tiroid pada kelenjar tiroid.
Pengobatan ini dapat menghancurkan sel-sel yang terlalu aktif pada kelenjar tiroid dengan menggunakan zat radioaktif sehingga jumlah hormon tiroid berkurang.
Baca juga: Beda Komplikasi Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali
Namun, metode ini tidak disarankan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.
Jika metode pengobatan yang lain tidak berhasil mengatasi hipertiroidisme, dokter mungkin akan menyarankan prosedur operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.
Tergantung pada kondisi penderita, dokter dapat mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid pada operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau disebut tiroidektomi.
Namun, prosedur ini dapat menimbulkan hipotiroidisme, tetapi dapat diatasi dengan mengonsumsi obat berisi hormon tiroid agar kadar hormon tiroid tetap normal.
Menurut Medline Plus, jika tidak mendapat penanganan yang tepat, hipertiroidisme dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagian besar kasus hipertiroidisme tidak dapat dicegah karena kondisi ini diturunkan secara genetik.
Baca juga: Beda Cara Mengobati Hipotiroid dan Hipertiroid yang Penting Dikenali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.