Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2021, 06:00 WIB

KOMPAS.com - Prolaktinoma adalah tumor non-kanker yang berasal dari kelenjar pituitari.

Tumor ini menyebabkan hipofisis membuat terlalu banyak hormon yang disebut prolaktin.

Efek utama prolaktinoma adalah penurunan kadar beberapa hormon seks, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria.

Baca juga: Hipopituitarisme

Meskipun tidak mengancam jiwa, prolaktinoma dapat menyebabkan kesulitan penglihatan, infertilitas, dan masalah lainnya.

Penyebab

Penyebab tumor dari kelenjar pituitari ini tidak diketahui.

Kelenjar pituitari adalah kelenjar berbentuk kacang kecil yang terletak di dasar otak. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar pituitari mempengaruhi hampir setiap bagian tubuh.

Hormonnya membantu mengatur fungsi penting seperti pertumbuhan, metabolisme, tekanan darah, dan reproduksi.

Kemungkinan penyebab lain dari kelebihan produksi prolaktin adalah obat-obatan, jenis lain dari tumor hipofisis, kelenjar tiroid yang kurang aktif, iritasi berkelanjutan pada dada, serta kehamilan, dan menyusui.

Prolaktinoma lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Gangguan ini jarang terjadi pada anak-anak.

Gejala

Pada wanita prolaktinoma dapat menimbulkan gejala berikut:

  • Aliran ASI yang tidak normal dari payudara pada wanita yang tidak hamil atau menyusui (galaktorea)
  • Kelembutan payudara
  • Minat seksual menurun
  • Penglihatan perifer berkurang
  • Sakit kepala
  • Infertilitas
  • Berhentinya menstruasi yang tidak berhubungan dengan menopause, atau menstruasi yang tidak teratur.

Baca juga: 4 Penyebab Ibu Mengalami ASI Berlebih

Gejala pada pria meliputi:

  • Minat seksual menurun
  • Penglihatan perifer berkurang
  • Pembesaran jaringan payudara (ginekomastia)
  • Sakit kepala
  • Masalah ereksi (impotensi)
  • Infertilitas.

Gejala yang disebabkan oleh tekanan dari tumor yang lebih besar adalah:

  • Sakit kepala
  • Kelesuan
  • Drainase hidung
  • Mual dan muntah
  • Masalah dengan indera penciuman
  • Nyeri atau tekanan sinus
  • Perubahan penglihatan, seperti penglihatan ganda, kelopak mata terkulai atau kehilangan bidang visual.

Prolaktinoma bisa saja tidak menimbulkan gejala, terutama pada pria.

Diagnosis

Jika merasakan tanda dan gejala yang berhubungan dengan prolaktinoma, temui dokter segera untuk menentukan penyebabnya.

Tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala.

Setelah itu, tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis lebih lanjut meliputi:

Baca juga: Mengenal Oksitosin, Hormon Cinta yang Punya Segudang Manfaat Kesehatan

  • MRI hipofisis atau CT scan otak
  • Tingkat testosteron pada pria
  • Tingkat prolaktin
  • Tes fungsi tiroid
  • Tes lain dari fungsi hipofisis.

Perawatan

Obat-obatan yang dianjurkan dokter biasanya berhasil dalam mengobati prolaktinoma.

Beberapa orang harus minum obat yang dianjurkan seumur hidup.

Beberapa kasus yang lain dapat berhenti minum obat setelah beberapa tahun, terutama jika tumor mereka kecil ketika ditemukan atau telah hilang ketika dari pantauan MRI.

Tapi ada risiko tumor bisa tumbuh dan memproduksi prolaktin lagi, terutama jika tumornya besar.

Prolaktinoma yang besar terkadang bisa membesar selama kehamilan.

Pembedahan atau operasi dapat dilakukan untuk salah satu kondisi berikut ini:

  • Gejalanya parah, seperti penglihatan yang memburuk secara tiba-tiba
  • Tidak dapat mentolerir obat-obatan untuk mengobati tumor
  • Tumor tidak merespon obat-obatan.

Radiasi biasanya hanya digunakan pada orang dengan prolaktinoma yang terus tumbuh atau memburuk setelah pengobatan dan pembedahan telah dicoba.

Radiasi dapat diberikan dalam bentuk:

Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Testosteron dalam Tubuh

  • Radiasi konvensional
  • Pisau gamma (bedah radio stereotactic).

Komplikasi

Komplikasi prolaktinoma antara lain:

  • Pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Komplikasi kehamilan
  • Kehilangan penglihatan
  • Rendahnya kadar hormon hipofisis lainnya.

Pencegahan

Karena dokter tidak yakin apa yang menyebabkan prolaktinoma, tidak mungkin untuk mencegah kondisi tersebut.

Namun, seseorang dapat mencegah gejala dengan mengikuti perawatan yang direkomendasikan oleh dokter.

Perawatan mungkin melibatkan pengobatan, pembedahan, atau kombinasi keduanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+