KOMPAS.com - Kanker dapat tumbuh pada bagian tubuh mana saja, termasuk pada lapisan pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Kanker yang terbentuk pada lapisan pembuluh darah dan pembuluh getah bening disebut dengan angiosarkoma.
Angiosarkoma menjadi salah satu jenis kanker yang cukup jarang terjadi.
Baca juga: Mengenal Cardiac Angiosarcoma, Kanker Langka yang Menyerang Jantung
Angiosarkoma menyerang pembuluh getah bening yang menjadi bagian dari sistem daya tahan tubuh dan berperan untuk mengumpulkan, serta mengeluarkan bakteri, virus, dan produk limbah dari tubuh.
Angiosarkoma dapat terjadi pada bagian tubuh mana pun, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada kulit di kepala dan leher.
Pada kasus yang jarang terjadi, angiosarkoma dapat muncul pada kulit atau bagian tubuh lain, misalnya pada payudara.
Selain itu, angiosarkoma juga dapat terbentuk pada jaringan yang lebih dalam, seperti pada hati atau jantung.
Kanker ini juga dapat berkembang pada bagian tubuh yang sebelumnya pernah diobati dengan terapi radiasi.
Merangkum Sarcoma UK dan Mayo Clinic, berikut beberapa gejala angiosarkoma:
Baca juga: Liposarkoma
Mengutip Mayo Clinic, hingga saat ini penyebab angiosarkoma masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga terjadi karena sel dalam pembuluh darah bermutasi, serta tumbuh secara cepat dan berlebihan (tidak terkendali).
Kondisi ini ini mengakibatkan sel-sel abnormal terus tumbuh ketika sel sehat mati dan terjadi penumpukan sel abnormal.
Seiring berjalannya waktu, sel-sel abnormal tersebut dapat pecah dan menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh yang lain.
Dirnagkum dari National Cancer Institute dan DermNet NZ, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena angiosarkoma, yaitu:
Melansir WebMD, untuk mendiagnosis angiosarkoma, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
Baca juga: Mengapa Kolesterol Tinggi Dapat Menyebarkan Sel Kanker?
Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat memberikan gambaran kepada dokter mengenai tingkat keparahan kanker, termasuk penyebaran sel kanker pada tubuh penderita.
Mengutip WebMD, penanganan untuk mengatasi angiosarkoma akan disesuaikan dengan lokasi, ukuran, dan penyebaran kanker pada tubuh penderita.
Metode penanganan yang dapat mengatasi angiosarkoma, di antaranya:
Pembedahan sering kali merupakan penanganan utama untuk mengatasi angiosarkoma.
Metode ini bertujuan untuk mengangkat dan menghilangkan sel kanker secara keseluruhan, serta sebagian jaringan sehat yang mengelilinginya.
Metode ini tidak dapat dilakukan jika ukuran kanker sangat besar atau telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Metode penanganan ini menggunakan sinar energi tinggi, seperti sinar X dan proton, untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Baca juga: 5 Mitos Mengerikan Tentang Kanker yang Tak Perlu Anda Percaya Lagi
Terapi radiasi kerap digunakan pascaoperasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.
Penderita angiosarkoma yang tidak dapat menjalani prosedur operasi dapat melakukan metode terapi radiasi untuk mengatasi angiosarkoma.
Metode penanganan ini menggunakan obat atau zat kimia, baik secara oral ataupun disuntikkan melalui intravena, untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan sel kanker
Selain itu, kemoterapi dapat dikombinasikan dengan terapi radiasi jika penderita angiosarkoma tidak dapat menjalani prosedur operasi.
Dikutip dari Medscape, angiosarkoma yang tidak mendapat penanganan secara tepat dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Menurut Medscape, tidak ada cara yang dapat mencegah angiosarkoma secara efektif karena penyebabnya yang masih belum diketahui secara pasti.
Namun, terdapat beberapa tindakan yang dapat mengurangi risiko terkena kanker, termasuk angiosarkoma, yakni:
Baca juga: Mengapa Demam Bisa Membahayakan Pasien Kanker?
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.