KOMPAS.com - Ruam merah pada tangan dan kaki dapat menjadi disebabkan oleh infeksi virus coxsackie.
Infeksi virus coxsackie menimbulkan penyakit yang disebut penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD).
Coxsackie merupakan salah satu virus dari genus Enterovirus, yaitu jenis virus yang serupa dengan virus polio dan virus hepatitis A, yang hidup di saluran pencernaan manusia.
Baca juga: Stres Bisa Memicu Ruam dan Gatal, Begini Cara Mengatasinya
Coxsackie merupakan jenis virus RNA yang dapat ditularkan secara fecal-oral route, di mana bakteri dari feses berpindah dari satu orang ke orang lain dan masuk ke dalam mulut orang lain.
Virus ini juga dapat menular melalui telapak tangan yang tidak dicuci dan permukaan yang terkontaminasi (transmisi fomite) oleh feses atau kotoran.
Penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD), merupakan penyakit yang kerap menyerang anak-anak.
Infeksi virus coxsackie menimbulkan gejala, seperti demam, malaise atau tidak enak badan, ruam kulit, dan sakit tenggorokan.
Penyakit tangan, kaki, dan mulut atau HFMD akibat infeksi virus coxsackie biasanya bersifat ringan dan dapat hilang dengan sendirinya dalam 10 hari.
Mengutip situs MedicineNet, terdapat dua jenis virus coxsackie yakni:
Merupakan jenis virus coxsackie yang menyebabkan herpangina atau luka di tenggorokan dan penyakit tangan, kaki, dan mulut atau HFMD.
Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun, tetapi infeksi ini juga dapat dialami oleh orang dewasa.
Infeksi virus tipe A ini menimbulkan luka lepuh yang menyakitkan pada mulut penderita dan luka kecil yang lembut pada kulit telapak tangan dan kaki.
Baca juga: Flu Singapura (HFMD)
Virus tipe B menyebabkan wabah demam dan kejang otot perut dan dada atau pleurodynia.
Meskipun jarang, infeksi virus tipe B juga dapat menyebabkan menyebabkan meningitis, miokarditis, dan perikarditis.
Dirangkum dari situs Kids Health dan MedicineNet, berikut beberapa gejala infeksi virus coxsackie:
Menurut MedicineNet, coxsackie merupakan penyakit yang disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA16), coxsackievirus A6 (CVA6), dan enterovirus 71 (EV-71).
Masa inkubasi virus coxsackie relatif cukup singkat, yakni berlangsung sekitar satu hingga lima hari.
Dikutip dari situs MedicineNet, beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terinfeksi virus coxsackie meliputi:
Baca juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Ruam Popok pada Bayi
Melansir Healthy Children, dokter mendiagnosis infeksi virus coxsackie melalui pemeriksaan fisik untuk melihat gejala infeksi virus coxsackie.
Apabila pasien memiliki ruam atau lepuh menyakitkan pada tangan, kaki, dan mulut dan disertai demam maka pasien tersebut menderita coxsackie.
Pada sebagian kasus pemeriksaan, seperti tes darah, urinalisis, atau pemeriksaan sampel tenggorokan mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis infeksi enterovirus.
Dirangkum dari situs Kids Health dan MedicineNet, penanganan infeksi virus coxsackie akan disesuaikan dengan jenis infeksi dan gejala yang diderita.
Infeksi virus coxsackie umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 sampai 10 hari.
Infeksi virus coxsackie tidak dapat diobati dengan antibiotik karena antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri.
Maka dari itu, dokter akan meresepkan acetaminophen atau ibuprofen untuk mengatasi demam dan meredakan nyeri.
Baca juga: Ruam Popok
Selain itu, dokter mungkin akan memberikan obat kumur untuk mengatasi gejala atau ketidaknyamanan pada area mulut.
Bagi anak-anak yang mengalami demam tanpa gejala lain, sebaiknya mereka beristirahat di tempat tidur atau bermain dengan tenang di dalam ruangan.
Penting untuk selalu memastikan bahwa pasien (anak-anak) minum banyak air putih guna mencegah dehidrasi.
Menurut Kids Health, infeksi virus coxsackie dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang terinfeksi virus coxsackie, berisiko mengalami komplikasi, seperti miokarditis, hepatitis, dan meningoensefalitis.
Meningoensefalitis merupakan peradangan pada selaput meningen (selaput otak) dan ensefal (jaringan otak).
Pada bayi yang baru dilahirkan, gejala dapat muncul dalam waktu dua minggu setelah persalinan.
Mengutip MedicineNet, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus coxsackie adalah:
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Demam pada Anak Tanpa Obat
Bagi wanita hamil, menghindari kontak fisik dengan penderita penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) dapat mencegah penularan virus coxsackie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.