KOMPAS.com - Sindrom Cushing terjadi ketika tubuh memiliki terlalu banyak hormon kortisol dalam waktu yang lama.
Sindrom Cushing cukup langka dan dapat terjadi akibat penggunaan obat kortikosteroid oral.
Penyakit ini paling sering menyerang orang dewasa berusia 20 hingga 50 tahun.
Baca juga: Efek Kortisol Tinggi dan Cara Mengatasinya
Sindrom Cushing terjadi ketika pengidapnya memiliki terlalu banyak kortikosteroid dalam tubuh.
Penyakit ini biasanya dimulai dari kelenjar pituitari. Kelenjar membuat terlalu banyak hormon adrenokortikotropin (ACTH).
Hormon itu yang menyebabkan kelenjar adrenal membuat terlalu banyak kortikosteroid.
Penyebab utama lainnya adalah mengonsumsi obat steroid seperti prednison dalam waktu lama.
Penyebab lainnya ialah:
Setiap pasien bisa memiliki gejala yang berbeda.
Berikut adalah tanda dan gejala yang paling umum:
Baca juga: Tak Hanya untu Sistem Reproduksi, Ini 4 Manfaat Hormon Estrogen
Penyedia layanan kesehatan akan melihat riwayat kesehatan. Selain itu, pasien juga akan membutuhkan tes diagnosis seperti:
Perawatan sindrom Cushing bergantung pada penyebabnya.
Pada sindrom Cushing yang disebabkan oleh hipofisis, pilihan pengobatan meliputi:
Pada sindrom Cushing karena tumor hipofisis, tumor adrenal, atau tumor lainnya, perawatannya ialah:
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Pereda Rasa Sakit dan Stres
Hubungi dokter jika memiliki gejala yang menunjukkan sindrom Cushing.
Terutama jika sedang menggunakan obat kortikosteroid untuk mengobati kondisi seperti asma, radang sendi, atau penyakit radang usus.
Masalah kesehatan yang mungkin timbul dari sindrom Cushing meliputi:
Jika sedang menggunakan obat kortikosteroid, kenali tanda dan gejala sindrom Cushing.
Mendapatkan perawatan dini dapat membantu mencegah efek jangka panjang dari sindrom Cushing.
Jika menggunakan steroid inhalasi, kurangi paparan steroid dengan menggunakan spacer dan berkumur setelah menghirup steroid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.