KOMPAS.com - Vulvitis adalah peradangan pada kulit lunak di bagian luar alat kelamin wanita yang disebut vulva.
Kondisi lembab dan hangat yang merupakan bagian penting dari vulva membuatnya sangat rentan terhadap vulvitis.
Setiap wanita dapat terkena vulvitis, terutama jika mereka memiliki alergi, infeksi, atau penyakit yang membuat mereka lebih rentan.
Baca juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Vagina dari Infeksi Penyakit
Penyebab
Menurut Medical News Today, vulvitis umumnya dipicu oleh alergi atau kepekaan terhadap produk, barang, atau kebiasaan tertentu.
Salah satu dari berikut ini mungkin menjadi penyebabnya:
Produk kebersihan
- kertas toilet berwarna atau wangi
- semprotan vagina
- sampo dan kondisioner rambut
- deterjen cucian
- krim topikal dan obat-obatan.
Reaksi alergi
- mandi busa atau sabun yang digunakan pada alat kelamin
- spermisida
- pembalut wanita.
Iritasi
- infeksi jamur
- air yang diklorinasi di kolam renang atau bak air panas
- pakaian dalam sintetis atau pantyhose nilon
- memakai baju renang basah untuk waktu yang lama
- bersepeda atau menunggang kuda
- inkontinensia
- kebersihan pribadi yang buruk.
Baca juga: 6 Penyebab Vagina Gatal
Faktor lain
- diabetes
- kudis atau kutu kemaluan
- herpes
- eksim atau dermatitis.
Gejala
Menurut Cleveland Clinic, gejala vulvitis dapat meliputi:
- Rasa gatal yang ekstrem dan konstan
- Sensasi terbakar di area vulva
- Keputihan
- Retakan kecil pada kulit vulva
- Kemerahan dan bengkak pada vulva dan labia (bibir vagina)
- Lepuh pada vulva
- Bercak bersisik, tebal, keputihan di vulva.
Gejala vulvitis juga dapat menunjukkan gangguan atau penyakit lain pada alat kelamin.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter.
Diagnosis
Diagnosis vulvitis dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Diskusi mengenai gejala dan riwayat medis
- Pemeriksaan panggul lengkap untuk mencari kemerahan, lepuh, atau lesi yang mungkin mengindikasikan vulvitis
- Pemeriksaan cairan keputihan yang dapat diuji untuk infeksi
- Pengambilan sampel urine untuk mendeteksi infeksi menular seksual atau guna menyingkirkan penyebab iritasi genital yang lebih serius.
Baca juga: Mengenal Penyebab Bau Tak Sedap Pada Vagina dan Cara Mengatasinya
Perawatan
Perawatan vulvitis meliputi:
- Menghentikan penggunaan produk yang dapat menyebabkan iritasi
- Mengenakan pakaian dalam katun putih yang longgar dan dapat menyerap keringat
- Hindari produk anti-gatal yang dijual bebas karena dapat memperburuk kondisi, atau membuat vulvitis bertahan lebih lama
- Resep salep kortison untuk membantu mengurangi iritasi dan gatal
- Resep krim estrogen topikal untuk mengatasi gatal dan gejala lainnya.
Jika perawatan ini tidak mengurangi iritasi, tes lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi mendasar yang lebih serius.
Pencegahan
Berdasarkan Healthline, Anda dapat mencegah vulvitis dengan cara sebagai berikut:
- Melakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom
- Kurangi atau kelola stres
- Istirahat yang cukup
- Diet yang bergizi dan sehat
- Mengenakan celana dalam berbahan katun
- Memberikan perhatian ekstra pada kebersihan vagina
- Mengobati jamur atau infeksi lain dengan segera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.