KOMPAS.com - Ekstrofi kandung kemih adalah cacat lahir ketika kandung kemih berkembang dari dalam ke luar.
Kandung kemih adalah organ kecil di bagian bawah berbentuk balon yang berperan menampung urin hingga dikeluarkan.
Bayi dengan ekstrofi kandung kemih memiliki kulit dan panggul yang tidak menyatu dengan benar.
Baca juga: Kandung Kemih Turun
AKibatnya, kandung kemih mungkin tidak menutup dan mencuat dari kulit di perut bayi.
Kandung kemih juga lebih terlihat datar ketimbang bulat.
Beberapa sistem yang ikut terpengaruh akibat ekstrofi kandung kemih, yaitu:
Beberapa gejala dari ekstrofi kandung kemih, yaitu:
Biasanya, ekstrofi kandung kemih akan melibatkan organ saluran kemih, serta sistem pencernaan dan reproduksi.
Cacat pada dinding perut, kandung kemih, alat kelamin, tulang panggul, bagian akhir dari usus besar (rektum) dan pembukaan di ujung rektum (anus) dapat terjadi.
Anak dengan gangguan ini juga dapat mengalami refluks vesikoureteral. Akibatnya, urin mengalir dengan cara yang salah: dari kandung kemih, kembali ke tabung yang terhubung ke ginjal (ureter).
Baca juga: Batu Kandung Kemih
Tidak diketahui secara pasti penyebab dari ekstrofi kandung kemih.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya pengelompokan kondisi dalam keluarga, menunjukkan bahwa ada faktor keturunan.
Namun, peluang orang tua untuk memiliki anak lagi dengan ekstrofi kandung kemih kurang dari satu persen.
Diagnosis
Bayi dengan ekstrofi kandung kemih memiliki kandung kemih yang menempel melalui dinding perut saat lahir.
Dokter akan menggunakan MRI atau sinar-X untuk mengonfirmasi diagnosis ekstrofi kandung kemih dan memeriksa jika ada masalah lain.
Dalam beberapa kasus, penyedia layanan kesehatan dapat melihat ekstrofi kandung kemih pada USG atau MRI janin sebelum lahir.
Tanda-tandanya dapat meliputi:
Tujuan utama pengobatan adalah untuk:
Baca juga: Kanker Kandung Kemih
Salah satu strategi pengobatan adalah rekonstruksi bertahap.
Pengobatan tersebut melibatkan bagian dari operasi yang akan dilakukan selama tahun-tahun pertama anak.
Baik rekonstruksi awal atau bertahap memiliki hasil yang baik.
Seringkali, operasi lebih lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan anak buang air kecil dan membangun kembali dan/atau membuat organ seks di luar menjadi lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.