KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menganjurkan para orangtua yang baru melahirkan buah hatinya untuk melakukan skrining hipotiroid kongenital atau SHK.
SHK digunakan untuk mendeteksi sejak dini potensi kekurangan hormon tiroid yang dapat memicu gangguan metabolisme pada tubuh.
Untuk mengenali lebih lanjut mengenai pemeriksaan kesehatan pada bayi baru lahir ini, simak penjelasannya lewat artikel berikut.
Baca juga: Hipotiroid Kongenital pada Bayi: Gejala dan Penyebabnya
Skrining hipotiroid kongenital adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk menilai ada tidaknya kelainan produksi hormon tiroid bawaan pada bayi baru lahir.
Untuk diketahui, hormon tiroid adalah hormon yang diproduksi di kelenjar tiroid. Kelenjar yang terletak di bagian leher ini berfungsi untuk mengatur tingkat energi dan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid juga berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Jika anak kekurangan hormon tiroid, dampaknya anak bisa memiliki tingkat inteligensi di bawah rata-rata anak normal.
Penyakit hipotiroid kongenital bisa menyerang setiap bayi yang baru lahir, tanpa memandang kondisi kesehatan ibu saat hamil dan bisa dialami bayi dari berbagai status sosial.
Namun, dampak hipotiroid kongenitas dapat diminimalkan jika bayi yang mengalami kelainan ini diberikan pertolongan medis sedini mungkin.
Dengan pengobatan dan terapi yang tepat, bayi yang memiliki gangguan tiroid ini dapat tumbuh dan berkembang lebih optimal.
Baca juga: 9 Penyebab Hipotiroid dan Faktor Risikonya
Cara pemeriksaan hipotiroid kongential bisa dilakukan dengan mengikuti alur mekanisme fasilitas layanan kesehatan. Berikut mekanismenya:
Alur dimulai dengan pengambilan sampel darah pada bayi yang baru lahir, atau berusia minimal 48 sampai 72 jam, atau maksimal dua pekan.
Pengambilan sampel darah dilakukan di tumit bayi. Tujuannya, agar sampel darah yang diambil berkualitas, serta menghindari sistem saraf bayi agar tidak terkena jarum suntik yang berpotensi mengakibatkan trauma.
Proses pengambilan sampel darah ini dilakukan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Sampel darah yang sudah diambil lantas akan diuji ke sejumlah laboratorium rujukan nasional yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Setelah hasil sampel diterima di laboratorium rujukan, proses pengujian untuk mengetahui apakah bayi positif atau negatif hipotiroid kongenital umumnya memakan waktu satu minggu.