Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/07/2013, 11:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Tidak semua ibu dapat memproduksi ASI dengan baik dan cukup demi memenuhi kebutuhan bayinya. Faktor makanan, psikologi, hingga kesehatan ibu secara umum diketahui merupakan faktor-faktor yang berperan dalam menentukan jumlah ASI. Namun menurut sebuah studi baru, ada satu lagi faktor yang menentukan jumlah suplai ASI, yaitu insulin.

Para peneliti mengatakan, kelenjar penghasil ASI sangat sensitif terhadap insulin selama laktasi. Selain itu ada pula gen spesifik dari kelenjar tersebut yang "dihidupkan" oleh keberadaan insulin selama laktasi.

Penulis studi yang juga peneliti dari Cincinnati Children's Hospital Medical Center Laurie Nommsen-Rivers menuturkan, teknologi sekuensing RNA mengungkap detil produksi susu di kelenjar susu yang ternyata dipengaruhi oleh insulin.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal PLos One ini menunjukkan perubahan dramatis pada reseptor insulin di kelenjar produksi ASI. Kelenjar yang telah "dihidupkan" pun mampu memproduksi sejumlah besar protein, lemak, dan karbohidrat yang menjadi makanan bayi.

Studi sebelumnya menemukan, ibu yang memiliki metabolisme glukosa yang buruk, dicirikan dengan berat badan berlebih, usia tua, dan melahirkan bayi yang besar, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproduksi ASI. Maka hasil tersebut mengindikasikan insulin merupakan salah satu faktor dalam memproduksi ASI.

Studi baru juga mengungkap ada risiko yang harus dihadapi ibu-ibu muda yang didiagnosa mengalami pre-diabetes. Lantaran insulin berhubungan dengan produksi ASI, orang yang mengalami gangguan insulin pun memiliki risiko untuk kesulitan dalam memproduksi ASI.

Nommsen-Rivers dan timnya merencanakan studi lanjutan untuk mengetahui apabila obat pengontrol gula darah yang bermanfaat untuk meningkatkan kadar insulin berefek terhadap produksi ASI.

"Namun cara yang paling baik tetap dengan cara preventif. Modifikasi pola makan dan olahraga lebih memberikan efek daripada obat manapun," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com