Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2021, 21:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa terganggu saat tidur dengan orang yang mendengkur?

Mendengkur atau ngorok adalah kondisi ketika seseorang mengalami penyempitan saluran pernapasan sehingga mengeluarkan suara serak atau keras saat tidur.

Mendengkur adalah hal yang umum terjadi. Hampir setiap orang pernah mendengkur sesekali dalam tidurnya.

Baca juga: Waspada, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Sumbatan Jalan Napas

Namun, kondisi ini juga dapat menunjukan kondisi kesehatan yang serius jika terjadi berulang kali.

Penyebab

Ketika Anda tertidur dan berkembang ke tidur nyenyak, otot-otot di mulut, lidah, dan tenggorokan Anda menjadi rileks.

Sehingga, sebagian saluran di tenggorokan Anda bisa menyempit dan menghalangi jalannya napas.

Semakin sempit saluran napas, semakin keras suara dengkuran Anda.

Melansir NHS, berikut faktor umum yang dapat menyebabkan dengkuran:

  • Merokok
  • Kurang tidur
  • Hidung tersumbat
  • Anatomi mulut
  • Kelebihan berat badan
    Orang yang kelebihan berat badan memiliki jaringan tebal di belakang tenggorokan yang dapat mempersempit saluran udara
  • Minum alkohol terlalu banyak
    Mengkonsumsi alkohol, khususnya sebelum tidur dapat melemaskan otot-otot tenggorokan dan menurunkan pertahanan sehingga terjadi dengkuran
  • Tidur telentang
    Mendengkur biasanya paling sering dan paling keras ketika tidur telentang karena efek gravitasi pada tenggorokan mempersempit jalan napas

Baca juga: Benarkah Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung?

Komplikasi

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat mendengkur, antara lain:

  • Gangguan tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA)
  • Merasa frustasi, mudah marah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Kualitas tidur menurun
  • Risiko lebih besar terkena tekanan darah tinggi, kondisi jantung, dan stroke
  • Depresi berat yang memicu risiko masalah perilaku dan gangguan mental
  • Peningkatan risiko kecelakaan kendaraan karena kurang tidur

Perawatan

Perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu Anda untuk menghentikan atau mengurangi dengkuran.

Melansir NHS, berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kebiasaan mendengkur:

  • Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan
  • Tidur dengan posisi miring atau menyamping
  • Berhenti merokok
  • Kurangi minum alkohol
  • Kurangi minum obat tidur
  • Hindari makan makanan berat sebelum tidur

Baca juga: Penyebab Tidur Mendengkur dan Cara Mengatasinya

Diagnosis

Melansir Mayo Clinic, Anda perlu mewaspadai gejala mendengkur berikut:

  • Dengkuran sangat keras
  • Terbangun akibat tersedak atau dengan terengah-engah
  • Kepala atau tenggorokan terasa sakit setiap bangun tidur
  • Merasa sangat mengantuk di siang hari, sehingga sulit berkonsentrasi
  • Tekanan darah tinggi
  • Gelisah
  • Muncul rasa nyeri pada dada
  • Sulit bangun tidur di pagi hari
  • Merasa kurang tidur

Jika Anda mendengkur terlalu sering meski sudah melakukan penanganan, merasa tidak nyaman, dan mengalami beberapa gejala di atas, segera temui dokter Anda untuk penanganan lebih lanjut.

Untuk mendiagnosis kondisi Anda, dokter akan meninjau  gejala, riwayat kesehatan Anda, dan pemeriksaan fisik. 

Melansir Mayo Clinic, berikut prosedur yang kemungkinan akan Anda jalani dalam proses pemeriksaan, yaitu:

  • Tes polisomnografi
    Merupakan pengamatan terhadap kondisi tidur Anda dengan menganalisa gelombang otak, detak jantung, dan pergerakan bola mata selama tidur
  • Foto rontgen, CT Scan, atau MRI
    Melihat penyebab dengkuran dengan memeriksa saluran pernapasan Anda

Baca juga: 5 Cara Atasi Kebiasaan Tidur Ngorok

Saat menemui dokter, jangan lupa untuk membawa pasangan atau orang lain yang menyaksikan Anda mendengkur saat tertidur. Hal ini dilakukan agar hasil pemeriksaan dapat maksimal.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com