Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2021, 08:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seriawan, lesi mulut, atau yang umum dikenal masyarakat sebagai sariawan merupakan luka di salah satu jaringan lunak mulut, seperti bibir, pipi, gusi, lidah, dan lantai serta langit-langit mulut.

Dalam dunia medis, seriawan merupakan kondisi yang sangat lazim.

Penyebab seriawan cukup beragam, bisa disebabkan oleh virus, jamur, infeksi bakteri, gigi palsu yang tidak pas, tepi gigi yang tajam, atau kawat ortodontik yang longgar.

Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mengatasi Sariawan

Seriawan biasanya hanya sebatas iritasi ringan dan berlangsung satu atau dua minggu.

Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat mengindikasikan kanker mulut atau infeksi virus, seperti herpes simpleks.

Penyebab

Menurut Better health, seriawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor:

  • Tidak engaja menggigit bagian dalam pipi
  • Cedera akibat sikat gigi
  • Gosokan terus-menerus terhadap gigi yang tidak sejajar, tajam atau patah
  • Menggosok gigi palsu atau kawat gigi secara konstan
  • Luka bakar karena makan makanan panas
  • Iritasi dari antiseptik yang kuat, seperti obat kumur
  • Infeksi virus seperti infeksi virus herpes simpleks (cold sore)
  • Reaksi terhadap obat tertentu
  • Ruam kulit di mulut (misalnya lichen planus)
  • Penyakit autoimun
  • Defisiensi vitamin atau zat besi
  • Penyakit gastrointestinal yang mendasari seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac
  • Kanker mulut

Seriawan juga bisa menjadi lebih buruk selama periode stres dan kelelahan.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sariawan Pada Anak

Gejala

Gejala sariawan tergantung pada penyebabnya, adapun gejala yang umum dirasakan adalah:

  • Luka yang menyakitkan pada bagian kulit yang melapisi mulut.
  • Kulit bengkak di sekitar luka
  • Sakit saat mengunyah atau menyikat gigi
  • Iritasi luka oleh makanan asin, pedas atau asam
  • Kehilangan selera makan

Perawatan

Seriawan sering hilang secara alami dalam 10 hingga 14 hari, tetapi dalam beberapa kasus dapat bertahan hingga enam minggu.

Mengutip dari Healthline, pengobatan rumahan sederhana dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan, antara lain:

  • Hindari makanan panas, pedas, asin, berbahan dasar jeruk, dan tinggi gula
  • Hindari tembakau dan alkohol
  • Berkumur dengan air garam
  • Makan es atau makanan dingin lainnya
  • Minum obat pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol)
  • Hindari meremas atau memencet luka
  • Oleskan pasta tipis dari baking soda dan air

Diagnosis

Seriawan umumnya bisa sembuh tanpa harus ke dokter.

Namun, pengidap harus menemui penyedia layanan kesehatan jika mengalami kondisi berupa:

Baca juga: 4 Jenis Obat untuk Sariawan

  • Memiliki bercak putih pada luka yang merupakan tanda leukoplakial
  • Mencurigai penyakit herpes simpleks atau infeksi lain
  • Luka tidak kunjung hilang atau memburuk setelah beberapa minggu
  • Sedang memulai pengobatan kanker
  • Baru menjalani operasi transplantasi

Pencegahan

Dalam dunia medis, tidak ada cara mutlak untuk mencegah semua seriawan.

Namun, terdapat 10 kiat untuk menghindari seriawan datang, seperti:

  • Hindari makanan dan minuman yang pedas dan panas
  • Mengunyah makanan secara perlahan
  • Gunakan sikat gigi yang lembut dan praktikkan kebersihan gigi secara teratur
  • Temui dokter gigi jika menggunakan kawat gigi atau gigi yang dapat mengiritasi mulut 
  • Mengelola stres
  • Makan makanan yang seimbang
  • Minum suplemen vitamin, terutama vitamin B
  • Minum banyak air
  • Berhenti merokok atau menggunakan tembakau
  • Hindari atau batasi konsumsi alkohol

Selain itu, rutin melakukan konsultasi kesehatan mulut juga dapat mencegah seriawan dan masalah kesehatan mulut lainnya.

Baca juga: Alami Sariawan? Kenali Ciri Lesi yang Bisa Jadi Gejala Kanker Mulut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com