KOMPAS.com - Seriawan, lesi mulut, atau yang umum dikenal masyarakat sebagai sariawan merupakan luka di salah satu jaringan lunak mulut, seperti bibir, pipi, gusi, lidah, dan lantai serta langit-langit mulut.
Dalam dunia medis, seriawan merupakan kondisi yang sangat lazim.
Penyebab seriawan cukup beragam, bisa disebabkan oleh virus, jamur, infeksi bakteri, gigi palsu yang tidak pas, tepi gigi yang tajam, atau kawat ortodontik yang longgar.
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mengatasi Sariawan
Seriawan biasanya hanya sebatas iritasi ringan dan berlangsung satu atau dua minggu.
Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat mengindikasikan kanker mulut atau infeksi virus, seperti herpes simpleks.
Menurut Better health, seriawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor:
Seriawan juga bisa menjadi lebih buruk selama periode stres dan kelelahan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sariawan Pada Anak
Gejala sariawan tergantung pada penyebabnya, adapun gejala yang umum dirasakan adalah:
Seriawan sering hilang secara alami dalam 10 hingga 14 hari, tetapi dalam beberapa kasus dapat bertahan hingga enam minggu.
Mengutip dari Healthline, pengobatan rumahan sederhana dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan, antara lain:
Seriawan umumnya bisa sembuh tanpa harus ke dokter.
Namun, pengidap harus menemui penyedia layanan kesehatan jika mengalami kondisi berupa:
Baca juga: 4 Jenis Obat untuk Sariawan
Dalam dunia medis, tidak ada cara mutlak untuk mencegah semua seriawan.
Namun, terdapat 10 kiat untuk menghindari seriawan datang, seperti:
Selain itu, rutin melakukan konsultasi kesehatan mulut juga dapat mencegah seriawan dan masalah kesehatan mulut lainnya.
Baca juga: Alami Sariawan? Kenali Ciri Lesi yang Bisa Jadi Gejala Kanker Mulut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.