KOMPAS.com - Bayi mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehamilan hingga dilahirkan.
Semua orang tua berharap yang terbaik bagi anaknya, mereka selalu memastikan agar anaknya mengalami tumbuh kembang yang sesuai dengan seharusnya.
Namun, tidak semua anak dapat mengalami tumbuh kembang yang sempurna. Terdapat penyakit yang dapat memengaruhi perkembangan tubuh anak.
Baca juga: Mengenal Dwarfisme, Kondisi yang Ganggu Pertumbuhan Manusia
Dwarfisme adalah salah satu kelainan yang menyebabkan seseorang memiliki postur tubuh pendek akibat kondisi genetik atau medis.
Penderita dwarfisme mengalami pertumbuhan tulang yang lebih pendek daripada orang normal lainnya. Akibatnya tubuh penderita pendek atau bahkan kerdil.
Tinggi badan penderita dwarfisme saat dewasa sekitar 120 sampai 140 cm.Terdapat dua jenis dwarfisme, yakni dwarfisme tidak proporsional dan dwarfisme proporsional.
Dwarfisme tidak proporsional terjadi ketika beberapa bagian tubuh berukuran kecil sedangkan lainnya berukuran normal atau bahkan melebihi ukuran normal.
Dwarfisme proporsional terjadi ketika semua bagian tubuh proporsional satu sama lain tetapi jauh lebih kecil daripada orang normal.
Merangkum dari Web MD, selain postur tubuh yang pendek, dwarfisme memiliki gejala lain sesuai dengan jenis dwarfisme.
Gejala dwarfisme tidak proporsional diantaranya:
Baca juga: Ancaman Anak Kerdil Kala Pandemi…
Dwarfisme proporsional biasanya disebabkan oleh kondisi medis yang dimiliki sejak lahir atau berkembang di masa anak-anak dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
Dwarfisme proporsional ditandai dengan ukuran kepala, lengan, dan kaki yang lebih kecil tetapi tampak seimbang (proporsional) satu sama lain.
Gejala dwarfisme proporsional pada anak diantaranya:
Mengutip dari Healthline, sebagian besar penyebab dwarfisme adalah genetik. Namun, terdapat beberapa penyebab yang paling umum diantaranya:
Baca juga: 3 Kategori Stimulasi untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak
Dwarfisme dapat didiagnosis sejak bayi masih dalam kandungan, saat lahir, maupun selama masa pertumbuhan.
Pemeriksaan USG selama masa kehamilan dapat membantu menunjukkan kondisi dwarfisme.
Bayi yang mengalami dwarfisme sejak dalam kandungan atau orang tua menyadari bahwa mereka membawa gen dengan kondisi ini, dokter akan merekomendasikan amniosentesis.
Setelah bayi lahir akan dilakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk panjang dan berat badan bayi.
Selain itu, dokter dapat melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon pertumbuhan yang juga dapat menyebabkan dwarfisme.
Kondisi dwarfisme menyebabkan penderita berisiko mengalami komplikasi kesehatan, seperti masalah kaki, punggung, hingga gangguan fungsi otak dan paru-paru.
Terdapat beberapa komplikasi yang paling sering dialami penderita dwarfisme tidak proporsional, yakni:
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Anak di Masa Pandemi
Melansir Healthline, apa pun penyebabnya dwarfisme tidak dapat disembuhkan.
Namun, terdapat terapi yang dapat mengurangi risiko komplikasi:
Baca juga: Apakah Anak di Atas 2 Tahun Perlu Minum Susu?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.