Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2021, 10:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jantung adalah organ yang sangat penting dan harus diperhatikan kesehatannya.

Jantung bertugas untuk memompa darah dan memenuhi kebutuhan oksigen juga nutrisi ke seluruh tubuh termasuk ke paru-paru.

Jantung tidak pernah berhenti bekerja selama manusia hidup. Bersama dengan darah dan pembuluh darah, jantung membentuk sistem peredaran darah.

Memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, menyebabkan kesehatan jantung harus sangat diperhatikan.

Baca juga: Angina: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengobati

Salah satu penyakit yang dapat menyerang jantung akibat kesehatan jantung kurang diperhatikan adalah angin duduk atau angina pectoris.

Angina pectoris muncul karena kurangnya pasokan darah pada jantung yang dapat dipicu oleh emosi yang tidak stabil, suhu ekstrem yang tidak menentu, dan lainnya.

Penyakit ini menyebabkan penderita merasa nyeri, seolah terdapat beban berat yang menimpa dada.

Jenis

Terdapat tiga jenis angina pectoris, di antaranya:

  1. stable angina:
    - bentuk paling umum yang sering terjadi
    - terjadi akibat jantung bekerja terlalu keras dari biasanya
    - memiliki pola yang teratur
    - terjadi dengan durasi singkat dan tidak lebih dari 5 menit
    - dapat pulih dengan istirahat dan obat-obatan

  2. unstable angina:
    - bentuk angin duduk yang paling berbahaya
    - terjadi tanpa pola (tiba-tiba)
    - tidak bergantung pada aktivitas yang dilakukan
    - nyeri yang dirasakan lebih lama dan lebih intens dari stable angina
    - dapat muncul tanpa melakukan aktivitas fisik
    - tidak dapat hilang dengan istirahat atau obat-obatan
    - dapat menjadi tanda serangan jantung

  3. Prinzmetal's angina:
    - bentuk angin duduk yang paling jarang terjadi
    - terjadi ketika penderita sedang istirahat
    - rasa nyeri sangat intens
    - dapat diredakan dengan obat-obatan

Baca juga: Apakah Angina Berbahaya?

Angina pectoris menyebabkan penderita mengalami rasa tidak nyaman di dada. Namun, tidak semua nyeri pada dada disebabkan angina pectoris.

Maka dari itu, jika mengalami nyeri dada sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan dokter.

Semakin cepat tertangani dapat mengurangi risiko komplikasi yang terjadi akibat angina pectoris.

Penyebab

Merangkum dari Mayo Clinic, angina pectoris terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otot jantung yang menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.

Penyebab angina pectoris didasarkan pada hal-hal yang memicu penyempitan pembuluh darah sesuai dengan jenisnya. Simak penjelasan berikut ini:

  1. stable angina, dipicu oleh:
    a. aktivitas fisik, seperti naik tangga, olahraga, atau berjalan
    b. merokok
    c. makan berlebihan
    d. pengelolaan stres yang tidak benar
    e. suhu dingin

  2. unstable angina, dipicu oleh:
    a. adanya timbunan lemak (plak) di pembuluh darah yang menghalangi aliran darah ke otot jantung
    b. adanya gumpalan darah yang menyumbat atau sebagian menyumbat pembuluh darah jantung

  3. Prinzmetal’s angina, dipicu oleh:
    a. kejang mendadak pada arteri koroner yang mempersempit arteri sejenak dan menyebabkan aliran darah ke jantung berkurang
    b. merokok
    c. stres emosional
    d. efek obat-obatan pengencang pembuluh darah, seperti pada obat migrain
    e. penggunaan kokain atau obat ilegal

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena angina pectoris, diantaranya:

Baca juga: Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

  • Menggunakan tembakau, termasuk terpapar asap rokok
  • Tekanan darah tinggi atau mengalami hipertensi
  • Kadar kolesterol jahat (LDL) atau trigliserida darah tinggi
  • Menderita diabetes
  • Memiliki riwayat penyakit jantung keluarga
  • Jarang olahraga dan kurang gerak
  • Mengalami obesitas
  • Berusia di atas 45 tahun (laki-laki) dan di atas 55 tahun (wanita)
  • Tekanan atau stres

Gejala

Angina pectoris ditandai dengan gejala nyeri dada tiba-tiba dan tidak nyaman, seperti tertekan, terbakar, tertusuk, dan terasa penuh pada dada sebelah kiri.

Penderita mungkin juga akan merasakan nyeri di lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung.

Gejala lain yang dapat dirasakan adalah:

  • pusing
  • kelelahan
  • mual
  • sesak napas
  • berkeringat yang berlebihan

Diagnosis

Angina pectoris dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan beberapa tes berikut:

Baca juga: 8 Gejala Serangan Jantung Ringan yang Pantang Disepelekan

  1. Elektrokardiogram (EKG). untuk mengetahui irama jantung
  2. Echocardiografi, untuk mendeteksi area jantung yang tidak mendapatkan aliran darah cukup
  3. EKG treadmill
  4. Rontgen dada, untuk melihat ukuran jantung
  5. Kateterisasi jantung, untuk mendeteksi penyempitan pembuluh darah jantung
  6. CT scan jantung, untuk mengetahui bagian pembuluh jantung yang tersumbat
  7. Tes darah, untuk mengetahui kadar enzim jantung

Perawatan

Melansir Mayo Clinic, angina pectoris tidak dapat disembuhkan karena dapat kembali terjadi secara tiba-tiba.

Namun, pengobatan bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala yang dirasakan, serta menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.

Beberapa jenis obat-obatan yang dapat meredakan gejala angina pectoris adalah:

  1. Nitrogliserin, untuk melebarkan dan merelaksasi pembuluh darah
  2. Aspirin, untuk mencegah pembekuan darah dan memudahkan darah mengalir melalui arteri jantung yang menyempit
  3. Beta-blocker, untuk memperlambat denyut jantung agar beban kerja jantung berkurang
  4. Statin, untuk menurunkan kolesterol darah
  5. Calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis kalsium, untuk menurunkan tekanan darah.
  6. Ranolazine (ranexa), untuk meningkatkan aliran darah

Baca juga: Kabar Bahagia, Berenang Bantu Penyembuhan Gangguan Jantung

Pada kasus khusus, yang menyebabkan angina pectoris tidak mereda menggunakan obat-obatan, dapat dilakukan penanganan medis yakni:

  • Angioplasti, untuk membuka arteri koroner (jantung) yang mengalami penyumbatan dan penyempitan
  • Operasi bypass jantung, untuk menggantikan saluran aliran darah yang menyempit dengan membuat saluran aliran darah baru
  • Pemasangan ring jantung, untuk melebarkan arteri yang menyempit
  • Terapi EECP (Enhanced External Counterpulsation), untuk mengurangi beban kerja jantung dan memperbaiki sel-sel dinding pembuluh darah

Pencegahan

Lakukan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko terserang angina pectoris, seperti:

  1. Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
  2. Menjaga berat badan agar tetap ideal
  3. Konsumsi makanan sehat dan kurangi asupan lemak jenuh
  4. Lakukan aktivitas yang tidak memberatkan kerja jantung
  5. Hindari atau kelola stres dengan benar
  6. Batasi konsumsi alkohol dalam sehari
  7. Lakukan pemeriksaan rutin
  8. Lakukan olahraga rutin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau